Pria Bersenjata Ketiga dalam Serangan Museum Tunisia Belum Tertangkap

Seorang pria Tunisia menyerahkan bunga di pintu masuk Museum Nasional Bardo di Tunis, 21 Maret 2015.

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan Minggu (22/3) bahwa pria bersenjata ketiga dalam pembantaian turis di museum nasional negara itu masih berkeliaran.

"Dua dieksekusi tapi satu masih dicari. Tapi dia tidak akan pergi terlalu jauh," kata Essebsi kepada pewawancara televisi Perancis dari dalam Museum Nasional Bardo di Tunis.

Pernyataan Presiden Tunisia itu adalah pertama kalinya pejabat menyebut ada tiga orang bersenjata dalam serangan hari Rabu (18/3) yang menewaskan 21 orang, satu dari mereka wisatawan asing.

Kementerian Dalam Negeri Tunisia merilis video keamanan yang menunjukkan dua pria bersenjata dengan senapan serbu berjalan melalui museum. Pada satu titik, mereka menemukan pria ketiga dengan ransel, sejenak mengakui satu sama lain, dan kemudian menuju arah yang berlawanan.

Essebsi mengatakan kepada majalah Paris Match Sabtu (21/3) ada kegagalan keamanan di museum itu, yang merupakan salah satu lembaga budaya utama di Afrika Utara.

"Polisi dan intelijen tidak cukup sistematis untuk menjamin keamanan museum," kata presiden Tunisia. Para pejabat mengatakan para penjaga yang seharusnya melindungi museum dan parlemen didekatnya sedang minum kopi pada saat serangan itu.

Polisi menanggapi serangan itu, menewaskan dua orang bersenjata, yang kemudian diidentifikasi sebagai warga Tunisia berusia 20-an yang telah dilatih di Libya.

Militan ISIS, yang berusaha mendirikan sebuah kekhalifahan di Irak, Suriah dan dunia Muslim lainnya, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Tapi rincian yang diklaim sebagai serangan itu juga telah muncul di situs media sosial terkait dengan kelompok Tunisia yang berafiliasi dengan al-Qaida.