Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner di Rusia, pada Sabtu (14/1) membanggakan kehebatan pasukannya di tengah perseteruan dengan Kementerian Pertahanan mengenai siapa yang berhak mendapat pengakuan karena memimpin serangan Rusia ke kota Soledar di Ukraina.
Setelah ketegangan berbulan-bulan antara Prigozhin dan militer, perpecahan itu terungkap pada Jumat (13/1) ketika Kementerian Pertahanan mengklaim perebutan Soledar, yang dibantah oleh Ukraina. Kementerian itu tidak menyinggung peran Wagner dalam pertempuran brutal berbulan-bulan untuk memperebutkan kota tambang garam di timur Ukraina itu.
Dalam sebuah pesan video, Prigozhin menggambarkan Wagner sebagai pasukan independen yang memiliki pesawat, tank, roket, dan artileri sendiri.
"Mereka mungkin adalah pasukan paling berpengalaman yang ada di dunia saat ini," katanya.
Video singkat itu tidak berisi kritikan baru terhadap tentara reguler, yang kegagalannya pernah dikecam Prigozhin di masa lalu. Namun, hal itu tidak menghilangkan rasa kebencian yang pernah ia ungkap sebelumnya. Menurutnya, kelompok militernya belum pernah diakui dengan layak atas perannya dalam perang Ukraina.
Ukraina mengatakan pada Sabtu (14/1) bahwa pasukannya berjuang untuk mempertahankan kontrol Soledar. Pernyataan itu bertentangan dengan klaim Rusia yang mengaku telah merebut kota itu.
"Soledar tetap berada di bawah kendali militer kami," kata Gubernur regional Donetsk Pavlo Kyrylenko dalam sebuah video yang dikirim di aplikasi Telegram. Ia menambahkan bahwa ada pertempuran jalanan dan pertempuran di luar kota dan pasukan Rusia mengalami kerugian besar.
Reuters tidak dapat memverifikasi klaim-klaim dari medan perang. [vm/ft]