Sejak pemerintah Jepang mengumumkan hasil deteksi tingkat radiasi nuklir di luar batas normal ditemukan pada sebagian produk susu, sayuran dan air, impor makanan dan minuman dari Jepang, muncul kekhawatiran radiasi akan mempengaruhi produk pangan dan minuman yang diimpor dari negara tersebut ke Indonesia.
Tapi, Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu di Jakarta, Senin, menegaskan pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengawasi secara ketat setiap makanan yang beredar termasuk yang datang dari Jepang.
“Kita mempunyai proses di mana makanan yang masuk, termasuk makanan segar yang masuk dari manapun termasuk dari Jepang, harus memenuhi apa yang disebut sebagai certificate of analysis," ujar Menteri Mari Pangestu. "Jadi, apa yang BPOM lakukan adalah memeriksa sertifikat tersebut supaya benar-benar dilihat, tidak harus khawatir sama sekali karena pengawasan dari Badan POM sudah sangat ketat”
Menurut Ade Lukman selaku Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia atau GAPMMI, pemerintah dan pengusaha Jepang tetap bersemangat mengekspor makanan dan minuman ke negara-negara mitra dagang Jepang selama ini, termasuk Indonesia.
“Hebatnya Jepang, meskipun pabriknya terganggu mereka tidak mengurangi order, bahkan karena sebagian barang rusak di sana, mereka meningkatkan kapasitasnya di fasilitas yang tidak rusak," puji Ade. "Gangguan hanya ada dari segi jadwal, karena transportasi pengiriman seperti pelabuhan terganggu, sehingga ini yang sedikit mengganggu”
Nilai impor makanan dan minuman asal Jepang yang masuk ke Indonesia rata-rata per tahun mencapai lima juta dolar Amerika. Sementara itu, total impor makanan dan minuman yang masuk ke Indonesia rata-rata per tahun adalah sekitar 170 juta dolar Amerika. Jepang menempati urutan kelima importir makanan dan makanan terbesar ke Indonesia. Pengimpor terbesar adalah Malaysia, disusul Thailand, Tiongkok dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Jepang menempati urutan kedua negara tujuan ekspor makanan dan minuman Indonesia, setelah Amerika Serikat dan Singapura. Total ekspor makanan dan minuman Indonesia rata-rata per tahun mencapai 2,5 miliar dolar Amerika.