Toyota, perusahaan otomotif terbesar dunia, mengatakan produksi kendaraannya di seluruh dunia akan berkurang secara tajam sampai akhir tahun ini akibat gangguan pada pemasok suku cadangnya yang disebabkan oleh gempa dan tsunami di Jepang.
Pimpinan perusahaan itu, Akio Toyoda, mengatakan hari Jumat bahwa sekitar 150 jenis suku cadang yang digunakan dalam pembuatan kendaraan baru, kebanyakan material yang terbuat dari karet dan plastik, hampir tidak dapat dipasok enam bulan setelah bencana ganda menghancurkan kawasan Jepang timur laut.
Ia mengatakan kerusakan itu benar-benar merugikan seluruh Jepang dan bisnis.
Ia mengatakan bahwa produksi Toyota di Jepang tetap sekitar 50 persen dari biasanya sampai bulan Juli, dan produksi di luar Jepang 40 persen sampai bulan Agustus. Ia mengatakan bahwa produksi global tidak akan dimulai lagi sampai November, tetapi mungkin akan kembali normal menjelang Desember.
Dua pesaing Toyota, Honda dan Nissan, juga terpaksa memangkas produksi mereka selagi perusahaan pemasok suku cadang pelan-pelan berusaha pulih dari gangguan atas operasi mereka.
Toyota berharap dapat memproduksi 7,7 juta kendaraan tahun ini, tetapi memperkirakan jumlah itu akan berkurang menjadi 500.000 menjelang April. Perusahaan itu menolak perkiraan seberapa besar produksi akan berkurang menjelang akhir tahun ini.
Toyota mengatakan bahwa banyak dari 150 jenis suku cadang kurang pasokan, sehingga mempersulit upaya memperolehnya melalui pesanan mendadak dari produser lain. Keseluruhan pasokan turun dari 500 pada pertengahan Maret segera setelah terjadinya bencana alam itu.
Produksi Toyota di Amerika Utara berkurang tajam. Paberik-paberik Toyota ditutup setiap hari Senin dan Jumat dan hanya berproduksi 50 persen pada setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Produksi Toyota di Tiongkok dipangkas sampai 50 persen dari biasanya dan akan segera dikurangi sampai 30 persen sampai paruh pertama Juni.