Produsen coklat dan kopi, termasuk termasuk Lavazza Italia dan Cadbury Mondelez, khawatir tentang "kepraktisan" undang-undang baru Uni Eropa yang bertujuan menghentikan aksi deforestasi.
Tanggapan negatif ini muncul meskipun perusahaan-perusahaan tersebut dan industri kopi dan kakao secara umum telah melakukan komitmen baik secara sukarela maupun terbuka untuk membersihkan rantai pasokan dengan menggunakan audit yang dilakukan oleh pihak ketiga seperti Fairtrade.
Disetujui pada Desember, undang-undang tersebut diharapkan mulai berlaku pada akhir 2024. Importir kopi, kakao, daging sapi, kedelai, karet, dan minyak sawit harus membuktikan bahwa rantai pasokan mereka tidak berkontribusi pada perusakan hutan, penyebab perubahan iklim, atau didenda hingga 4 persen dari omzet mereka di blok tersebut.
Beberapa investor besar mengatakan kepada Reuters pada bulan lalu bahwa kekhawatiran tentang paparan mereka terhadap masalah ini bisa membuat mereka keluar dari perusahaan pemasok barang rumah tangga dengan rantai pasokan yang dianggap "berisiko.”
"Akan sangat sulit untuk menerapkan undang-undang ini secara praktis, karena rantai pasokan kopi sangat kompleks dan hal terkait penelusurannya sangat sulit," kata Ketua Grup Lavazza Giuseppe Lavazza kepada Reuters. "Kami berbicara dengan otoritas Eropa melalui asosiasi kami untuk mencoba mencari jalan."
Aturan Uni Eropa akan sulit diterapkan tanpa panduan lebih lanjut, kata Lavazza, menunjuk ke sejumlah besar perantara yang terlibat dalam kopi.
“Karakteristik yang melekat pada rantai pasok kopi membuat ketertelusuran di tingkat parsel menjadi tantangan besar bagi sektor ini, karena informasi tentang geolokasi dan kontak mungkin tidak tersedia untuk perkebunan kecil,” tambahnya.
Christophe Hansen, yang memimpin negosiasi tentang undang-undang untuk Parlemen Eropa, mengatakan: "Saya pikir itu tidak mungkin. Ini pasti akan menjadi tantangan bagi mereka karena produsen sektor kopi seringkali cukup kecil.
BACA JUGA: Pemain Minyak Sawit Raksasa: UU Deforestasi Uni Eropa Tidak akan Rugikan Ekspor"Tapi kami telah mengintegrasikan ke dalam teks (undang-undang) kewajiban Komisi Eropa untuk membantu petani kecil agar dapat memenuhi persyaratan."
Produsen Oreo Mondelez mengatakan kepada Reuters bahwa "tidak jelas bagaimana mereka (otoritas UE) akan mengontrol atau menerapkan" undang-undang ini.
"Seharusnya ada lebih banyak dialog tentang bagaimana kita secara praktis mewujudkan sesuatu di lapangan," kata Kepala Eksekutif Dirk Van de Put dalam wawancara dengan Reuters bulan lalu.
Uni Eropa mengatakan pihaknya memperkenalkan undang-undang deforestasi yang penting karena komitmen sukarela selama bertahun-tahun oleh perusahaan makanan untuk membersihkan rantai pasokan mereka dari kerusakan lingkungan sebagian besar dianggap gagal dalam memberikan dampak di lapangan.
Organisasi nirlaba termasuk Earthsight, Fern dan Solidaridad mengatakan undang-undang tersebut sebagian besar mengharuskan perusahaan untuk melaksanakan janji sukarela mereka untuk berhenti mengambil dari area yang digunduli.
BACA JUGA: Malaysia Kecam UU Antideforestasi Uni EropaBeberapa perusahaan mengatakan undang-undang dalam bentuknya yang sekarang dapat menghambat rantai pasokan makanan Eropa. "Saya kira bukan itu yang mereka cari," kata Van de Put.
Mondelez dan anggota kelompok perdagangan yang menangani dampak kehutanan industri kakao bertemu dengan Komisi Uni Eropa tentang hukum musim semi ini, kata seorang eksekutif. Deforestasi adalah penyebab utama kedua perubahan iklim, setelah pembakaran bahan bakar fosil.
Beberapa investor papan atas tetap teguh mendukung regulasi tersebut.
"Undang-undang ini adalah contoh dari sesuatu yang sangat mungkin mempengaruhi perusahaan yang belum cukup siap dan dapat menimbulkan konsekuensi keuangan," kata Snorre Gjerde, manajer penatagunaan investasi di dana kekayaan negara Norwegia, NBIM. [ah/rs]