Program “Pink Rickshaw” Berdayakan Perempuan Pakistan dan Bantu Pengentasan Kemiskinan

  • Ayaz Gul

Zar Aslam, penggagas program "Pink Rickshaw" atau bemo warna pink.

Program pemberdayaan perempuan yang dijalankan pihak swasta di Pakistan, yang dikenal sebagai “Pink Rickshaw,” membantu memulihkan kehidupan keluarga-keluarga yang dililit kemiskinan dan mempengaruhi perilaku sosial dalam masyarakat yang didominasi kaum laki-laki.

Perempuan di kursi pengemudi alat transportasi beroda tiga merupakan pemandangan yang jarang di Pakistan, hingga baru-baru ini. Berbeda dengan bemo berwarna hijau yang dikemudikan laki-laki, bemo berwarna pink ini khusus untuk melayani penumpang perempuan, yang sering mengeluhkan terjadinya pelecehan seksual ketika menggunakan transportasi umum.

Penggagas “Pink Rickshaw” Zar Aslam mengatakan, “Motivasi lain adalah untuk menyediakan wahana yang aman bagi perempuan yang tidak dapat mengemudi kendaraan sendiri atau tidak mampu memiliki mobil. Perempuan-perempuan seperti ini kerap dilecehkan di jalan, di setiap waktu.”

Pakar lingkungan hidup Zar Aslam menyusun dan meluncurkan proyek pertama ini pada tahun 2015 di kota kelahirannya, Lahore. Ia mengatakan saat ini jumlah bemo itu telah meningkat menjadi 17, meskipun itu jumlah yang masih sangat kecil.

“Tetapi ini telah membuka pikiran orang, telah mengubah kehidupan perempuan yang mengemudikannya, telah mengubah kehidupan keluarga mereka. Bagi banyak laki-laki dan dan banyak laki-laki muda, ketika mereka melihat ibu atau bibi mereka mengemudikan bemo berwarna merah muda ini, mereka tumbuh dengan gagasan itu dan ini perubahan sangat besar,” ujar Aslam.

Perempuan yang dilatih dan diberi bemo dengan angsuran murah ini kerap berasal dari keluarga miskin. Sebagian dulunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah-rumah, lainnya hanya buruh harian. Tetapi setelah bergabung dalam program “Bemo Pink” ini, pendapatan mereka meningkat hingga 300 persen.

Program "bemo pink" memberdayakan para perempuan dari kalangan miskin, yaitu dengan memberikan bemo dengan angsuran yang murah.

Tekanan dari anggota keluarga laki-laki, pesaing laki-laki dan polisi lalu lintas awalnya mengecilkan hati, ujar perempuan-perempuan ini. Tetapi sikap itu secara perlahan-lahan berubah positif dan kini mereka hampir tidak pernah lagi menghadapi insiden pelecehan.

Pengemudi “Pink Rickshaw” Rehana Kausar mengatakan, “Pernah saya didenda karena pelanggaran kecil lalu lintas, saya tidak punya cukup uang untuk membayar dendanya pada saat itu juga. Seorang polisi lalu lintas membayar denda itu sambil mengatakan, kakak – denda telah dikenakan tetapi kami dapat membantu kamu dengan cara ini.”

Organisasi nirlaba “Pink Rickshaw” menggunakan sumbangan dari teman dan anggota keluarga untuk mempertahankan operasi mereka. Para pejabat mengatakan program ini menarik para perempuan untuk bergabung tetapi masalah-masalah keuangan menghambat upaya tersebut. [em/ds]