Program Tunjangan Gizi bagi Warga Miskin di AS

  • Faiza Elmasry

Buah-buahan dan sayuran yang bisa ditukar dengan kupon tunjangan gizi SNAP di Gettysburg, Pennsylvania (foto: dok).

Salah satu program tunjangan bagi warga miskin di Amerika disebut “Program Tunjangan Makanan Tambahan Bergizi” atau “Supplemental Nutritious Assistance Program” – SNAP.

Pemerintah federal Amerika memberikan berbagai tunjangan bagi warga yang hidup dalam kemiskinan, supaya bisa membeli makanan bagi keluarganya. Program itu disebut “Program Tunjangan Makanan Tambahan Bergizi” atau “Supplemental Nutritious Assistance Program” – SNAP.

Tunjangan dalam bentuk kupon SNAP ini umumnya bisa digunakan di jaringan supermarket besar. Tetapi kini sejumlah petani di Virginia Utara bersedia menukar kupon SNAP itu dengan dan bahkan bibit-bibit tanaman untuk memulai kebun sendiri.

Sejak kehilangan pekerjaannya lebih dari satu tahun lalu, Maureen Blake jadi lebih sering datang ke kebun yang disewanya di taman warga setempat. Dengan bantuan anak-anaknya, Blake bisa panen setiap minggu.

“Setiap minggu saya datang dan memetik sayur mayur yang segar. Saya kira ada 4-5 timun biasa dan 6-8 timun Jepang setiap minggu, dengan ukuran bervariasi. Ada pula banyak bit dan daun selada,” kata Blake.

Jika dibeli di supermarket, harga sayur mayur ini lumayan juga, tetapi Blake memutuskan untuk menanamnya sendiri. Ia membeli bibit di pasar pertanian lokal. Setiap bibit yang berharga sedikitnya tiga dolar, bisa menghasilkan berkilo-kilo sayuran.

“Kami baru saja makan sayuran segar yang belum pernah kami rasakan sebelumnya,” tambahnya.

Keluarga kurang mampu tinggal di sebuah tempat penampungan di Los Angeles, AS (foto: dok).

Karena Blake hanya punya pendapatan yang sangat kecil, ia mendapat tunjangan kupon dari SNAP. Blake bisa menanam sayur mayur segar karena sejak tahun lalu pasar petani lokal disini mulai menerima kupon SNAP yang diajukan warga setempat.

“Ketika saya mendengar hal ini, saya pergi ke pasar petani di Leesburg dan membeli beberapa tanaman, serta menanamnya di lahan yang saya sewa,” ujarnya.

Penerima bantuan SNAP bisa membeli tanaman atau bibit dari pasar petani atau membeli sayur mayur segar, ujar Kathryn Wilis – juru bicara pasar petani di Leesburg.

“Ketika datang pelanggan, mereka membawa kartu EBT dan kartu SNAP. Kartu-kartu ini persis seperti kartu kredit yang diaktifkan lewat mesin. Jika mereka ingin menggunakan 10 dolar dari kartu SNAP itu, kami akan menarik 10 dolar dari kartu itu. Kami kemudian memberi 10 koin yang terbuat dari kayu yang bisa digunakan di pasar ini,” papar Wilis.

Menurut Amanda Huffman – aktivis hidup sehat di Departemen Kesehatan Kabupaten Loudoun, tujuan program SNAP itu adalah mengajar keluarga bagaimana hidup sehat.

Ia menjelaskan, “Anak-anak di kabupaten Loudoun yang tidak memiliki asurasi kesehatan atau pendapatan keluarga mereka berada di bawah garis kemiskinan, cenderung menjadi kegemukan. Ini akan mengakibatkan penyakit kronis. Jadi membantu mengajarkan mereka tentang makanan sehat merupakan sesuatu hal yang indah. Membantu mereka memperoleh makanan sehat di pasar bersama orang tuanya merupakan aktivitas dan sekaligus belajar tentang makanan”.

Berbelanja di pasar petani mendorong orang tua dan anak-anak membuat pilihan diet yang lebih baik.

“Makan sayur apapun jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Kalau pilihannya antara sekantung kripik dengan sekantung apel segar, apel pasti lebih baik,” kata Huffman.

Itu yang dipelajari Caitlin – putri Maureen Blake.

“Melihat saudara saya yang sangat pilih-pilih kalau makan, menanam sendiri sayuran ini benar-benar membantunya. Ia jadi sangat gembira. Ia sepertinya hendak mengatakan “saya menanam sendiri timun Jepang ini dan sekarang saya memasaknya”. Ia menghabiskan waktu sehari penuh untuk masak timun Jepang,” ujarnya.

Ini mengubah cara makan keluarga tersebut. Blake menambahkan, “Yang berubah adalah diet makan kami, karena akhirnya kami belajar kreatif untuk memasak makanan”.

Inilah pesan yang dipelajari anak-anak di Amerika, yang tampaknya akan bertahan selamanya.