Ribuan mahasiswa Prancis hari Jumat turun ke ruas-ruas jalan di Paris dan bentrok dengan polisi pada hari kedua protes menentang pengusiran anak-anak imigran dan keluarga mereka.
Demonstrasi itu dipicu insiden di mana polisi menangkap seorang anak perempuan, usia 15 tahun, yang sedang ikut karya wisata sekolah dan mendeportasinya, bersama siswa lain asal Armenia, ke Kosovo.
Insiden itu membuat marah kelompok-kelompok mahasiswa yang mengorganisir protes itu, menentang pemerintah Prancis pimpinan Partai Sosialis dan menyerukan diadakannya reformasi imigrasi.
Demonstrasi hari Jumat dilaporkan berubah menjadi kekerasan setelah demonstran melempar kaleng, papan dan benda-benda lain ke arah polisi, yang membalas dengan tembakan gas air mata.
Insiden hari Jumat itu berkembang lebih lanjut ketika ayah siswa yang dideportasi mengaku kepada kantor berita Associated Press, ia berpura-pura keluarganya dari Kosovo dengan harapan mendapat suaka politik.
Insiden itu membuat marah kelompok-kelompok mahasiswa yang mengorganisir protes itu, menentang pemerintah Prancis pimpinan Partai Sosialis dan menyerukan diadakannya reformasi imigrasi.
Demonstrasi hari Jumat dilaporkan berubah menjadi kekerasan setelah demonstran melempar kaleng, papan dan benda-benda lain ke arah polisi, yang membalas dengan tembakan gas air mata.
Insiden hari Jumat itu berkembang lebih lanjut ketika ayah siswa yang dideportasi mengaku kepada kantor berita Associated Press, ia berpura-pura keluarganya dari Kosovo dengan harapan mendapat suaka politik.