Protes di Charlotte pasca Polisi Penembak Warga Kulit Hitam Bebas dari Dakwaan

Warga Charlotte, North Carolina menuntut keadilan atas tewasnya Keith Lamont Scott bulan September lalu (foto: dok).

Seorang jaksa di kota Charlotte, North Carolina mengumumkan tidak akan ada dakwaan diajukan terhadap polisi yang menembak mati seorang lelaki kulit hitam pada September lalu.

Sekitar 100 demonstran berkumpul di luar markas besar polisi di Charlotte, North Carolina, Rabu (30/11) malam, setelah seorang jaksa mengumumkan tidak akan ada dakwaan diajukan terhadap polisi yang menembak mati seorang lelaki kulit hitam pada September lalu.

Demonstrasi itu berlangsung damai, berbeda dengan kerusuhan dua hari setelah tewasnya Keith Lamont Scott. Protes-protes itu menewaskan satu orang dan puluhan lainnya cedera dan ditahan. Gubernur North Carolina Pat McCrory menetapkan situasi darurat dan para pemimpin kota memberlakukan larangan keluar rumah pada malam hari untuk memulihkan ketertiban.

Sebagian demonstran hari Rabu itu memanfaatkan aksi mereka untuk menyoroti keprihatinan mengenai penggunaan kekerasan oleh polisi, terutama terhadap kelompok minoritas.

Seorang pengacara bagi keluarga Scott mengemukakan pernyataan serupa tidak lama setelah jaksa mengumumkan tidak ada dakwaan yang akan diajukan.

“Ini tidak berarti pembunuhan Keith Scott oleh polisi ini benar. Ini semua berarti bahwa berdasarkan pemeriksaan kantor jaksa wilayah, ini bukan tindak kejahatan. Dan keduanya adalah hal yang sama sekali berbeda,” kata pengacara tersebut, Justin Bamberg.

Polisi bersangkutan, Brentley Vinson, yang juga berkulit hitam, telah mengaku bahwa dialah yang menembak Scott.

Jaksa Wilayah Charlotte-Mecklenburg Andrew Murray Rabu mengumumkan bahwa ia meyakini Vinson bertindak sesuai hukum. Ia mengatakan bahwa 15 jaksa dalam tim untuk kasus itu menyatakan hal tersebut dengan suara bulat. [uh/ab]