Ribuan mahasiswa Hong Kong bersiap-siap memboikot kuliah karena keputusan Beijing untuk membatasi reformasi pemilihan umum di bekas jajahan Inggris itu.
Pemogokan selama seminggu itu merupakan tahap terbaru dalam perjuangan untuk demokrasi di kota bagian selatan China itu, dan terjadi ketika serombongan besar orang-orang yang sangat kaya dari Hong Kong berkunjung ke Beijing untuk membicarakan reformasi itu dengan para pemimpin komunis China.
Para miliarder dan pemimpin perusahaan kota itu cenderung mendukung kebijakan Beijing.
Para mahasiswa akan mulai mogok kuliah dengan mengadakan rapat umum di kampus Universitas Hong Kong Senin sore (22/9).
Para pengurus pemogokan gusar karena keputusan Beijing Agustus untuk menolak pencalonan terbuka untuk pemilu, dan sebaliknya Beijing menuntut agar para calon disaring oleh komite. Ini menimbulkan kekhawatiran para calon yang akan lolos adalah orang-orang yang setia kepada Beijing.