Para pejabat mengatakan lebih dari 50 migran, Senin (6/4), memaksa masuk ke Melilla, wilayah Spanyol di Afrika Utara, dalam penyeberangan massal di perbatasan yang dijaga ketat. Satu petugas polisi terluka ringan dalam insiden itu.
Kepala pasukan polisi sipil Jose Manuel Santiago mengatakan sekitar 260 migran berusaha menyerbu pagar kawat berduri yang memisahkan wilayah itu dari Maroko. Namun pasukan keamanan Spanyol mencegah semuanya memasuki Melila, kecuali 53 orang dari rombongan migran itu.
Seorang perwakilan pemerintah pusat di Melila dalam pernyataannya mengatakan seorang petugas terluka ringan dan dua migran ditangkap.
Insiden itu terjadi sementara Spanyol memberlakukan larangan keluar masuk (lockdown) di seluruh negara itu untuk mencegah penyebaran virus baru corona. Ribuan polisi dikerahkan untuk menegakkan larangan pergerakan orang.
Dua wilayah Spanyol di Afrika Utara, Melilla dan Ceuta, adalah satu-satunya daratan Uni Eropa yang berbatasan dengan Afrika.
Ratusan migran berkemah selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan di wilayah Maroko itu, tepat di luar kedua wilayah tersebut. Mereka bersiap mencoba melompati pagar perbatasan atau, kadang-kadang berenang di sepanjang pantai.
Dalam tiga bulan pertama pada 2020, 1.140 migran berhasil memasuki daerah itu, turun 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data kementerian dalam negeri Spanyol.[ka/pp]