Puluhan Ribu Santri Berikrar Jaga Persatuan

  • Yudha Satriawan

Jokowi bersama santri di acara "Apel Akbar Santri Nusantara", Sabtu malam (20/10).

Puluhan ribu santri dari berbagai daerah di Indonesia berikrar menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari paham atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Ikrar ini dinilai penting menjelang hajatan besar tahun depan, pemilu presiden 2019.

Sekitar 48 ribu santri dari berbagai daerah di Jawa Tengah maupun perwakilan santri dari daerah lainnya di Indonesia memadati kawasan cagar budaya Benteng Vasterburg Solo, Sabtu malam (20/10) untuk mengikuti “Apel Akbar Santri Nusantara.”

Perhelatan itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan menjelang hari Santri Nasional, 22 Oktober mendatang. Di hadapan Presiden Jokowi, puluhan ribu santri dibawah pembinaan Asosiasi Pesantren Nadlatul Ulama, Rabitah Ma’ahid Islamiyah NU RMI NU berikrar setia dan menjaga NKRI. Ada 6 butir yang diikrarkan dalam kesempatan tersebut.

“Kami santri Indonesia berikrar menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, Pancasila,UUD 1945 dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kami siap menyerahkan jiwa raga membela tanah air dan bangsa Indonesia.Pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan berbagai pihak yang merongrong NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.”

Pengakuan Negara atas Peran Pesantren

Ketua RMI NU, Abdul Ghorfar Rozin, mengatakan ulama dan santri sejak masa meraih kemerdekaan hingga masa pembangunan ini menjadi motor penggerak persatuan, menjaga Pancasila dan merawat kebhinekaan bangsa Indonesia.

Menurut tokoh NU yang akrab disapa Gus Rozin ini, Hari Santri Nasional yang sudah memasuki tahun keempat menjadi simbol pengakuan negara pada peran pondok pesantren dalam mengisi sejarah bangsa Indonesia.

Pesantren memiliki sejarah erat dengan bangsa Indonesia melalui Resolusi Jihad NU dan menjadi garda depan menjaga NKRI, kata Rozin menegaskan.

“Mari para santri, kita rawat resolusi jihad itu dengan melawan paham radikal, ujaran kebencian, hoaks, dan sebagainya. Indonesia adalah rumah yang harus kita jaga bersama, para santri harus bisa menjadi atap yang meneduhkan dan meneguhkan kondisi bangsa,” kata Gus Rozin.

Gus Rozin juga menekankan kemandirian menjadi semangat utama perkembangan pesantren, yang jumlahnya sudah bertambah menjadi puluhan ribu pondok dengan jutaan santri.

“Tanpa kemandirian, sudah pasti banyak pesantren yang gulung tikar. Seribu persen pondok pesantren tidak ada yang negeri, semua swasta. Berdiri atas inisiatif masyarakat dan para kyai, ulama. Bergerak bersama memajukan bangsa, mengisi kemerdekaan, memajukan perekonomian dengan pesantren,” ujar Gus Rozi menegaskan.

Gus Rozin menampik kegiatan ini merupakan bentuk aksi politis di tahun politik menjelang pemilu 2019, dimana salah satu kandidat capres adalah petahana.

Pemberdayaan Pesantren Masih Minim

Sementara itu, Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut menggarisbawahi kembali upaya pemerintah menggandeng pondok pesantren untuk terus mengisi pembangunan bangsa.

Jokowi mengatakan baru segelintir dari sekitar 28 ribu pesantren yang ada di seluruh Indonesia, yang bisa tersentuh program pemberdayaan pesantren, seperti bank wakaf mikro, Balai Latihan Kerja Pesantren, dan sebagainya.

“Peran pesantren sangat penting. Pemerintah saat ini memberi perhatian pada pesantren. Dalam setiap kunjungan saya ke daerah, selalu saya sempatkan ke pondok pesantren,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Jokowi, saat ini baru ada sekitar 33 pondok pesantren yang mencoba menjalankan Bank Wakaf Mikro dan 50 Balai Latihan Kerja BLK Pesantren.

Tahun depan, pemerintah menarget 1.000 BLK di berbagai pondok pesantren, kata Jokowi menambahkan.

“Pesantren yang ingin fokus ke pelatihan garmen fesyen, kita fasilitasi. Pesantren yang fokus ke pendidikan komputerisasi, kita siapkan.Kita coba, tetapi juga akan terus kita evaluasi,” papar Jokowi.

Apel Akbar Santri Nusantara ini menjadi salah satu rangkaian menjelang Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, di Solo.

Sebelumnya digelar Liga Santri Nasional, kompetisi sepakbola oleh berbagai tim pondok pesantren di Indonesia dan Pesantren Expo yang memamerkan kerajinan tangan para santri yang memiliki nilai ekonomis tinggi hingga inovasi teknologi yang berhasil mereka capai.

Sebelum menghadiri Apel Akbar Santri Nusantara di Solo, Presiden Jokowi juga datang ke Pesantren Girikesumo di Desa Banyumeneng, Demak, dan Pesantren Bugen Al Itqon di Semarang. [ys/em]