Presiden Vladimir Putin bertekad untuk menelusuri dan menghukum mereka yang berada di balik serangan tersebut. Rusia, Sabtu (23/3), mengatakan pihaknya berhasil menangkap keempat pria bersenjata yang dicurigai melakukan pembantaian di sebuah gedung konser dekat Moskow.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Jumat (22/3) tersebut. Namun, terdapat indikasi bahwa Rusia berupaya mencari tahu korelasi insiden itu dengan Ukraina, meskipun para pejabat Ukraina menolak tegas keterlibatannya.
Gubernur wilayah Moskow Andrei Vorobyov mengatakan pihaknya berhasil menemukan 133 jenazah yang tertimbun di reruntuhan dalam 24 jam. Para dokter “berjuang untuk (menyelamatkan) nyawa 107 orang.” Editor TV pemerintah Margarita Simonyan, tanpa menyebutkan sumbernya, sebelumnya menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 143 orang.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Putin mengatakan aparat berhasil menahan 11 orang, termasuk empat pria bersenjata. “Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah pintu keluar telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” katanya.
Dinas keamanan Federal Rusia atau FSB mengatakan orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan. FSB mengatakan mereka akan memindahkan mereka ke Moskow.
Baik Putin maupun FSB secara terbuka tidak menunjukkan bukti adanya hubungan pelaku tersebut dengan Ukraina, yang telah berperang dengan Rusia selama 25 bulan terakhir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa upaya untuk mengalihkan kesalahan adalah hal yang biasa dilakukan Putin dan “penjahat lain”.
Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov mengatakan kepada Reuters: "Ukraina tentu saja tidak terlibat dalam serangan teror ini. Ukraina mempertahankan kedaulatannya dari penjajah Rusia, membebaskan wilayahnya sendiri dan berperang melawan sasaran tentara dan militer penjajah, bukan warga sipil."
ISIS mempunyai motivasi yang kuat untuk menyerang Rusia karena Moskow mengintervensi negara tersebut dalam perang saudara di Suriah pada 2015. Analis keamanan mengatakan klaim ISIS tampaknya masuk akal karena sesuai dengan pola serangan yang pernah terjadi pada masa lalu.
Terorisme Internasional
Putin menyebut musuh tersebut sebagai “terorisme internasional” dan mengatakan dia siap bekerja sama dengan negara mana pun yang ingin mengalahkannya.
“Semua pelaku, penyelenggara, dan mereka yang memerintahkan kejahatan ini akan dihukum secara adil dan pasti. Siapa pun mereka, siapa pun yang membimbing mereka,” kata Putin. “Kami akan mengidentifikasi dan menghukum siapa pun yang berdiri di belakang teroris, yang merencanakan kekejaman ini, serangan terhadap Rusia, terhadap rakyat kami.”
Seorang anggota parlemen senior Rusia, Andrei Kartapolov, mengatakan bahwa jika Ukraina terlibat, maka Rusia harus memberikan jawaban yang “layak, jelas dan konkret” di medan perang.
BACA JUGA: Ukraina Bantah Keterlibatan Dalam Serangan di Gedung Konser MoskowNegara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) yang hubungannya dengan Moskow memburuk sejak invasi mereka ke Ukraina, mengutuk serangan tersebut dan menyatakan simpati terhadap rakyat Rusia yang terkena dampaknya. Negara-negara Arab dan banyak negara bekas Uni Soviet juga menyatakan keterkejutannya dan menyampaikan belasungkawa.
Gedung Putih mengatakan pemerintah AS telah berbagi informasi dengan Rusia awal bulan ini tentang rencana serangan di Moskow. AS telah mengeluarkan peringatan publik kepada warganya di Rusia pada 7 Maret. Washington mengatakan ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut.
“Tidak ada keterlibatan Ukraina sama sekali,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson pada Sabtu. [ah/ft]