Putin dan Pemimpin Krimea Tandatangani Perjanjian

Warga di Moskow memberikan dukungan penggabungan Krimea dengan Rusia, dengan membawa spanduk dan potret Presiden Rusia Vladimir Putin (18/3). (AP/Pavel Golovkin)

Putin mengatakan kepada parlemen Rusia bahwa Krimea sudah selamanya bagian tak terpisahkan dari Rusia dan bahwa referendum Minggu (16/3) adalah legal.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin Krimea telah menandatangani perjanjian untuk membuat Krimea wilayah Rusia, yang menimbulkan kemarahan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Putin mengatakan kepada parlemen Rusia bahwa Krimea sudah selamanya bagian tak terpisahkan dari Rusia. Ia mengatakan referendum Minggu (16/3), dimana penduduk Krimea memutuskan untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia, adalah legal.

Putin mengkritik pemimpin Soviet Nikita Khrushchev karena menempatkan Krimea di bawah kekuasaan Ukraina pada 1954. Ketika Krimea menjadi bagian dari Ukraina yang merdeka pada 1991, Putin mengatakan Rusia telah “dirampok.”

Ia mengatakan penggulingan presiden Ukraina pro-Rusia, Viktor Yanukovych, pada bulan lalu adalah kudeta oleh kaum nasionalis, neo-Nazi dan anti-Yahudi.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan kepada sekelompok mahasiswa di Washington bahwa ia heran dan kecewa dengan apa yang disebutnya penafsiran fakta oleh Putin.

Kerry mengatakan Rusia berada di sisi yang keliru dari sejarah. Ia mengatakan ketika sebuah daerah memisahkan diri dari sebuah negara, daerah tersebut melakukannya berdasarkan undang-undang dasar – bukan dibawah todongan senjata.

Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen, mengatakan Rusia sedang menempuh jalan yang berbahaya dengan mencaplok Krimea dari Ukraina.

Rasmussen mengatakan Selasa bahwa Rusia tidak memperdulikan semua seruan untuk kembali ke dalam hukum internasional. Ia mengatakan tidak ada sekutu NATO akan mengakui apa yang disebutnya tindakan ilegal yang tidak sah.

Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan sependapat mengenai perlunya untuk segera mengirim pemantau internasional ke Ukraina selatan dan timur.

Juga pada Selasa, Wakil Presiden Amerika Joe Biden berada di Polandia dan menyebut aneksasi Rusia itu “perampasan tanah.” Ia mengatakan logika Rusia mengambilalih Krimea “cacat.”

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan aneksasi itu menjadi masalah keamanan bagi seluruh kawasan itu.

Sementara di Eropa Timur, Biden juga akan bertemu dengan para pemimpin dari Estonia, Latvia dan Lithuania.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry melalui telepon Selasa bahwa sanksi Amerika terhadap para pejabat Rusia tidak dapat diterima dan akan menimbulkan konsekuensi.