Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (19/7) tiba di Ibu Kota Iran, Teheran, di mana ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan membahas kesepakatan untuk memulai kembali ekspor gandum dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.
Juru bicara PBB Farhan Haq pada Senin mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemajuan bertahap dalam perundingan antara Rusia, Ukraina, Turki dan PBB, “tetapi belum ada yang akan diumumkan pada tahap ini.” Dia mengatakan Sekjen PBB Antonio Guterres siap berangkat ke Istanbul jika perlu.
Guterres berbicara melalui telepon pada hari Senin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas perundingan yang sedang berlangsung, menurut PBB.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Selasa menyerukan pembatasan harga terhadap ekspor minyak Rusia sambil mendesak negara-negara agar bersatu menentang perang Rusia di Ukraina.
Yellen mengatakan “integrasi ekonomi telah dijadikan senjata oleh Rusia,” seraya menambahkan bahwa Rusia telah mengancam akan memicu krisis pangan global dengan memblokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina.
“Semua negara yang bertanggung jawab harus bersatu menentang perang ini dan bekerja sama untuk mengakhirinya dengan cepat,” kata Yellen. “Dan itu sebabnya AS dan sekutu-sekutu serta mitra-mitra lainnya yang bertanggung jawab berupaya mengurangi pendapatan Rusia untuk melancarkan perangnya tanpa menyebabkan volatilitas dalam pasar energi global.”
BACA JUGA: Putin Kunjungi Iran, Perjalanan Pertama ke Luar Negeri Sejak Invasi UkrainaMiliter Ukraina pada Selasa mengatakan serangan Rusia berlanjut di beberapa bagian negara itu, termasuk penembakan di Sumy, serta serangan bom di Mykolaiv dan serangan rudal di Odesa.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia “mungkin masih akan mencapai kemajuan teritorial lebih jauh” sewaktu mengejar tujuan untuk menguasai seluruh wilayah provinsi Donetsk di kawasan Donbas, Ukraina Timur. Namun, kementerian mengatakan dalam penilaian hariannya, Selasa, bahwa “tingkat kemajuan Rusia sekarang ini kemungkinan sangat lambat tanpa ada jeda operasional untuk mereorganisasi dan memulihkan” pasukannya. [uh/ab]