Presiden Rusia, Vladimir Putin bertemu Presiden Tiongkok Hu Jintao, Selasa (5/6) dan menghadiri pertemuan puncak keamanan regional tahunan di Beijing pekan ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah tiba di Tiongkok untuk melakukan kunjungan tiga hari, yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan memajukan kerjasama mengenai masalah kebijakan luar negeri seperti Suriah dan Iran.
Putin, yang melakukan kunjungan pertama ke Asia sejak memulai masa jabatan ke-3 yang kontroversial sebagai presiden bulan lalu, bertemu dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao hari Selasa. Ia juga akan turut dalam pertemuan puncak keamanan regional tahunan di Beijing pekan ini.
Tiongkok dan Rusia bukan sekutu tradisional. Tetapi, hubungan antara kedua negara yang pernah bersaingan pada masa Perang Dingin itu telah semakin kuat dalam beberapa bulan ini sementara mereka bekerjasama untuk melawan seruan internasional untuk menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad di tengah-tengah kekerasan disana.
Kedua negara juga menentang sanksi baru terhadap Iran atas program nuklirnya yang dicurigai banyak negara Barat bertujuan untuk mengembangkan senjata atom.
Kerjasama ekonomi juga diperkirakan akan menjadi pokok pembicaraan utama. Para pejabat berharap akan menanda-tangani sejumlah persetujuan yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral menjadi 100 miliar dolar sebelum tahun 2015.
Putin, yang melakukan kunjungan pertama ke Asia sejak memulai masa jabatan ke-3 yang kontroversial sebagai presiden bulan lalu, bertemu dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao hari Selasa. Ia juga akan turut dalam pertemuan puncak keamanan regional tahunan di Beijing pekan ini.
Tiongkok dan Rusia bukan sekutu tradisional. Tetapi, hubungan antara kedua negara yang pernah bersaingan pada masa Perang Dingin itu telah semakin kuat dalam beberapa bulan ini sementara mereka bekerjasama untuk melawan seruan internasional untuk menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad di tengah-tengah kekerasan disana.
Kedua negara juga menentang sanksi baru terhadap Iran atas program nuklirnya yang dicurigai banyak negara Barat bertujuan untuk mengembangkan senjata atom.
Kerjasama ekonomi juga diperkirakan akan menjadi pokok pembicaraan utama. Para pejabat berharap akan menanda-tangani sejumlah persetujuan yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral menjadi 100 miliar dolar sebelum tahun 2015.