Presiden Rusia Vladimir Putin hari Senin (26/2) memerintahkan "jeda kemanusiaan setiap hari" dalam serangan udara Rusia terhadap pemberontak Suriah, selama lima jam untuk memberi kesempatan warga sipil melarikan diri dari bentrokan di dekat Damaskus.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan, mulai Selasa, jeda serangan Rusia akan berlangsung jam 9 pagi sampai jam 2 siang waktu setempat," untuk menghindari korban sipil."
Perintah Putin itu muncul dua hari setelah dimulainya gencatan senjata 30 hari di Suriah atas permintaan Dewan Keamanan PBB. Pertempuran terus berlanjut di Ghouta timur di luar ibukota, Damaskus, di mana setidaknya 10 orang tewas hari Senin, menurut para aktivis.
Presiden Perancis Emmanuel Macron melalui telpon mengatakan kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tentang "keprihatinannya yang mendalam " atas serangan udara yang ditujukan pada warga sipil dan rumah sakit di Ghouta timur yang dikuasai pemberontak.
Namun pemimpin Perancis itu juga meminta Erdogan untuk mengakhiri serangan udara Turki di Afrin di Suriah utara, yang dimulai bulan lalu terhadap milisi Suriah Kurdi yang didukung AS. Milisi Kurdi dianggap kelompok "teroris" yang bersekutu dengan pemberontak Kurdi yang melawan pemerintah Turki sejak tiga dasawarsa. Turki mengatakan hari Minggu, gencatan senjata PBB tidak akan mempengaruhi operasinya di Suriah utara. [ps/ii]