Presiden Rusia Vladimir Putin menerima undangan untuk mengunjungi Thailand dan Vietnam, menurut pernyataan pemerintah dari kedua negara Asia Tenggara tersebut.
Invasi Rusia ke Ukraina telah membuat Putin terisolasi secara internasional dan hanya mempunyai sedikit sekutu.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas dugaan deportasi ribuan anak Ukraina ke Rusia.
Thailand -- yang bukan negara penandatangan Statuta Roma ICC -- memilih untuk mempertahankan kerja sama dengan Rusia.
Vietnam telah memelihara hubungan yang kuat dengan Rusia sejak masa Uni Soviet.
Presiden Vo Van Thuong mengundang Putin untuk mengunjungi Vietnam "segera", dan Putin "dengan senang hati" menerima undangan tersebut, menurut pernyataan pada hari Selasa di situs web pemerintah.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengundang Putin untuk kunjungan resmi tahun depan, katanya di Beijing pada Rabu (18/10).
Baik Srettha maupun Thuong bertemu Putin di sela-sela forum Inisiatif Sabuk dan Jalan China.
“Saya mengundangnya mengunjungi Thailand tahun depan,” kata Srettha.
“Presiden Putin menyukai Phuket, saya tahu ia sering bepergian,” katanya, merujuk pada pulau resor di Thailand.
Menurut pernyataan pemerintah Thailand, Putin telah menerima undangan tersebut, namun tanggalnya belum ditentukan.
BACA JUGA: Sekutu Putin Usul Pelarangan ICC di RusiaSelama pertemuan dengan Srettha, Putin menyesalkan penurunan perdagangan bilateral karena “situasi internasional yang bergejolak”, menurut kantor berita TASS Rusia.
Tahun ini, lebih dari satu juta orang Rusia mengunjungi Thailand yang sangat bergantung pada pariwisata.
Thailand baru-baru ini melakukan perubahan pada pengaturan visanya untuk memungkinkan warga Rusia mengunjungi negara kerajaan tersebut hingga tiga bulan – meningkat dari 30 hari.
Thailand bergabung dengan China dan India yang abstain pada pemungutan suara Majelis Umum PBB tahun lalu yang mengutuk aneksasi Rusia atas sebagian wilayah Ukraina.
Situs web pemerintah Vietnam mengatakan Thuong dan Putin membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. [ab/uh]