Pihak berwenang di Meksiko hari Jumat (6/1) mengatakan operasi untuk menahan Ovidio Guzmán, putra gembong narkoba yang dipenjara Joaquin “El Chapo” Guzmán, memicu baku tembak yang mengubah kota di utara Culiacán menjadi zona perang.
Dalam uraian singkat tentang pertempuran yang menewaskan 10 personil militer dan 19 tersangka anggota kartel narkoba Sinaloa, Menteri Pertahanan Luis Cresencio Sandoval mengatakan orang-orang bersenjata dari kartel itu menembaki pasukan dengan senapan mesin.
Menanggapi hal itu tentara hari Kamis (5/1) mengerahkan helikopter tempur Blackhawk untuk menyerang konvoi 25 kendaraan kartel, termasuk platform senjata kartel yang dipasang di truk-truk mereka.
Kartel itu kemudian menembaki pesawat militer, memaksa dua dari pesawat itu jatuh “dengan sejumlah dampak yang signifikan” di masing-masing pesawat tersebut, tambah Sandoval.
BACA JUGA: Serangan di Penjara Perbatasan Meksiko, Sedikitnya 14 TewasKartel itu kemudian mengirim gerombolan laki-laki bersenjata untuk menyerang pesawat militer dan sipil di bandara internasional kota itu. Satu pesawat sipil terkena tembakan.
Orang-orang bersenjata itu juga menembaki gedung-gedung bandara dalam upaya mencegah pihak berwenang menerbangkan pemimpin kartel yang ditangkap itu ke luar kota.
Namun, kata Sandoval, pihak berwenang yang telah mengantisipasi adanya perlawanan, telah mengangkut Ovidio Guzmán ke sebuah helikopter militer yang langsung diterbangkan kembali ke Mexico City.
Pemerintah Meksiko menangkap tokoh kartel terkenal itu hanya beberapa hari sebelum menjamu Presiden Amerika Joe Biden.
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador, dalam konferensi pers hari Jumat itu mengatakan, “kami bertindak dengan otonomi dan kemerdekaan. Ada kerja sama dan akan tetap ada, tetapi kami mengambil keputusan sebagai pemerintah yang berdaulat dan mandiri.”
Guzmán didakwa oleh Amerika atas tuduhan perdagangan narkoba pada tahun 2018. Menurut kedua pemerintah, Guzmán semakin berperan besar dalam menjalankan bisnis ayah mereka, bersama dengan pemimpin kartel sejak lama Ismael “El Mayo” Zambada.
Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard membenarkan bahwa pemerintah telah menerima permintaan pada tahun 2019 untuk menangkap Guzmán untuk tujuan ekstradisi. Ditambahkannya, permintaan itu harus diperbarui dan diproses, tetapi ada satu kasus terbuka pertama di Meksiko yang menunggu Guzmán. “Kami pikir ekstradisi akan terjadi antara 4-6 minggu dari sekarang, dan Amerika yang mengajukan permintaan ekstradisi itu,” kata Ebrard. [em/pp]