Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundurkan diri dari DPR untuk mengurus partai, langkah yang dianggap tidak signifikan untuk menaikkan elektabilitas.
JAKARTA —
Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas, Kamis (14/2) mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dengan alasan ingin berkonsentrasi menjalankan tugasnya sebagai sekretaris jenderal Dewan Perwakilan Pusat Partai Demokrat.
Dalam jumpa pers di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Ibas mengatakan langkah itu merupakan bentuk pertanggungjawabannya terhadap partai yang saat ini sedang menghadapi masalah, diantaranya terkait elektabilitas yang terus menurun.
“Terus terang hari-hari sekarang ini saya pribadi menghadapi persoalan yang berat khususnya berkaitan dengan tugas penyelamatan Partai Demokrat yang saat ini elektabilitasnya sedang merosot,” ujarnya.
“Sebagai sekjen partai tentu saya ikut bertanggung jawab dan berkerja sangat keras untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan partai tersebut…membantu ketua Majelis Tinggi Partai dan Ketua Umum Partai Demokrat dalam melakukan penataan, penertiban dan konsolidasi yang menjadi prioritas partai Demokrat saat ini.”
Sejumlah survei memperlihatkan elektabilitas Partai Demokrat terus menurun. Dari elektabilitas 16,5 persen pada Oktober 2011, angka itu terus menurun menjadi 13,7 persen pada Januari 2012 dan 11,3 persen pada Juni 2012.
Baru-baru ini, survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan elektabilitas Partai Demokrat turun menjadi tinggal 8,3 persen. Salah satu penyebabnya adalah adanya sejumlah kader dan petinggi partai yang tersandung kasus korupsi dan bahkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga diduga terlibat kasus korupsi.
Terkait dugaan korupsi Anas, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, tak lain dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengambil alih kepemimpinan partai.
Partai Demokrat pada 17 Februari mendatang akan melakukan rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang dikatakan untuk membangun soliditas partai di tengah anjloknya elektabilitas.
Sementara itu, pada Kamis, Anas Urbaningrum dan jajaran pengurus Partai Demokrat lainnya menandatangi pakta integritas yang telah dicanangkan oleh SBY. Anas berharap hal ini dapat menjadi langkah strategis dalam membangun tradisi politik yang berintegritas.
“Pakta integritas ini sesungguhnya adalah penegasan, komitmen, idealisme dan etika Partai Demokrat yang harus dipegang teguh sebagai panduan sikap dan perilaku politik,” ujar Anas.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago menilai Partai Demokrat pada pemilihan umum 2014 akan sulit memperoleh suara 21 persen seperti yang pernah didapat partai tersebut pada 2009.
Ia mengatakan pembenahan yang dilakukan Partai Demokrat memang akan dapat membantu menaikan pamor Partai Demokrat tetapi tidak terlalu signifikan.
“Perkiraan saya untuk dapat paling kurang 10 persen masih mungkin tetapi untuk mencapai kenaikan mendekati 20 persen menurut saya masih jauh, kecuali ada faktor-faktor lain seperti tiba-tiba partai-partai besar lain tercemar juga kena kasus,” ujar Andrinof.
Dalam jumpa pers di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Ibas mengatakan langkah itu merupakan bentuk pertanggungjawabannya terhadap partai yang saat ini sedang menghadapi masalah, diantaranya terkait elektabilitas yang terus menurun.
“Terus terang hari-hari sekarang ini saya pribadi menghadapi persoalan yang berat khususnya berkaitan dengan tugas penyelamatan Partai Demokrat yang saat ini elektabilitasnya sedang merosot,” ujarnya.
“Sebagai sekjen partai tentu saya ikut bertanggung jawab dan berkerja sangat keras untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan partai tersebut…membantu ketua Majelis Tinggi Partai dan Ketua Umum Partai Demokrat dalam melakukan penataan, penertiban dan konsolidasi yang menjadi prioritas partai Demokrat saat ini.”
Sejumlah survei memperlihatkan elektabilitas Partai Demokrat terus menurun. Dari elektabilitas 16,5 persen pada Oktober 2011, angka itu terus menurun menjadi 13,7 persen pada Januari 2012 dan 11,3 persen pada Juni 2012.
Baru-baru ini, survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan elektabilitas Partai Demokrat turun menjadi tinggal 8,3 persen. Salah satu penyebabnya adalah adanya sejumlah kader dan petinggi partai yang tersandung kasus korupsi dan bahkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga diduga terlibat kasus korupsi.
Terkait dugaan korupsi Anas, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, tak lain dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengambil alih kepemimpinan partai.
Partai Demokrat pada 17 Februari mendatang akan melakukan rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang dikatakan untuk membangun soliditas partai di tengah anjloknya elektabilitas.
Sementara itu, pada Kamis, Anas Urbaningrum dan jajaran pengurus Partai Demokrat lainnya menandatangi pakta integritas yang telah dicanangkan oleh SBY. Anas berharap hal ini dapat menjadi langkah strategis dalam membangun tradisi politik yang berintegritas.
“Pakta integritas ini sesungguhnya adalah penegasan, komitmen, idealisme dan etika Partai Demokrat yang harus dipegang teguh sebagai panduan sikap dan perilaku politik,” ujar Anas.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago menilai Partai Demokrat pada pemilihan umum 2014 akan sulit memperoleh suara 21 persen seperti yang pernah didapat partai tersebut pada 2009.
Ia mengatakan pembenahan yang dilakukan Partai Demokrat memang akan dapat membantu menaikan pamor Partai Demokrat tetapi tidak terlalu signifikan.
“Perkiraan saya untuk dapat paling kurang 10 persen masih mungkin tetapi untuk mencapai kenaikan mendekati 20 persen menurut saya masih jauh, kecuali ada faktor-faktor lain seperti tiba-tiba partai-partai besar lain tercemar juga kena kasus,” ujar Andrinof.