Putri seorang pecinta lingkungan yang dipenjarakan oleh Iran, Sabtu (22/4), mengatakan bahwa ia telah kehilangan kepercayaan pada upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk membebaskan ayahnya.
Morad Tahbaz, warga Iran-Amerika dan juga warga Inggris, telah menjalani lima tahun dari hukuman 10 tahun setelah dinyatakan bersalah menjadi mata-mata.
Tahbaz sempat dibebaskan dan menjadi tahanan rumah dengan dipasangi alat elektronik pada Maret 2022, ketika dua orang dengan kewarganegaraan ganda lainnya, termasuk pekerja bantuan Inggris-Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe, diizinkan meninggalkan Iran.
Pada Juli, pengacaranya dikutip mengatakan ia telah diberi jaminan, tetapi putrinya mengatakan ia kini kembali ke penjara.
"Saya pikir, diberi tahu sejak Biden menjabat bahwa orang yang kami cintai adalah prioritas, dan kemudian tidak melihat tindakan - sulit untuk berharap," kata Tara Tahbaz kepada kantor berita Reuters di Madrid ketika ia berkunjung dari Amerika untuk menjenguk kerabat.
Tara mengatakan ayahnya yang berusia 67, menderita kanker prostat dan tiga kali mengidap COVID-19 di penjara.
AS telah mendesak Iran untuk membebaskan Tahbaz dan dua warga lainnya, Emad Shargi dan Siamak Namazi, yang dipenjara atas tuduhan spionase. Menurut Amerika, tuduhan itu tidak berdasar. [ka/jm]