Dalam konferensi pers di Doha, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan kepada para wartawan bahwa Qatar berharap warga Palestina di Gaza akan bisa menyambut bulan suci Ramadan dengan “perdamaian.”
“Kami semua berharap masyarakat Gaza dapat menyambut bulan suci Ramadan dengan perdamaian, dalam keadaan normal, namun sayangnya, hal itu tidak terjadi. Tetapi, hal itu tidak menghalangi kami untuk melanjutkan upaya dan negosiasi untuk mencapai kesepakatan,” harapnya.
Warga Palestina mulai berpuasa Ramadan pada hari Senin (11/3), sementara perundingan gencatan senjata terhenti, kelaparan memburuk di Jalur Gaza dan perang antara Israel dan Hamas tidak kunjung berakhir.
Amerika Serikat, Qatar dan Mesir berharap menjadi perantara gencatan senjata menjelang Ramadan yang biasanya penuh kegembiraan itu, yang mencakup pembebasan puluhan sandera yang ditahan oleh Palestina dan pembebasan tahanan Palestina di Israel, serta masuknya sejumlah besar bantuan kemanusiaan, namun perundingan tersebut telah terhenti.
Hamas menuntut jaminan bahwa perjanjian semacam itu akan mengakhiri perang.
BACA JUGA: PBB Serukan Gencatan Senjata, Israel Peringatkan ‘Jangan Coba-coba’Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak permintaan tersebut, dan bersumpah akan melanjutkan serangan sampai “kemenangan total” melawan kelompok militan tersebut dan pembebasan semua sandera yang tersisa di Gaza.
Al-Ansari juga mengatakan kepada wartawan bahwa Qatar mendukung pelabuhan sementara yang sedang dibangun di lepas pantai Gaza, dan mengatakan negaranya akan menjadi penyedia bantuan melalui pelabuhan tersebut.
Pelabuhan sementara ini dimaksudkan untuk menyediakan jalur laut untuk mengirimkan makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Palestina yang putus asa dan terputus akibat perang dan pembatasan Israel terhadap akses pada bantuan kemanusiaan melalui darat.
Namun, al-Ansari menambahkan bahwa pelabuhan itu tidak boleh menggantikan koridor darat dan menyerukan masuknya bantuan melalui darat tanpa batasan.
Kapal bantuan berlayar dari Siprus menuju Gaza
Sementara itu, sebuah kapal bantuan yang memuat sekitar 200 ton makanan berlayar pada hari Selasa dari Siprus ke Gaza.
Pengiriman makanan lewat laut itu merupakan ujian bagi pembukaan koridor laut untuk memasok bantuan ke Gaza, di mana kelaparan meluas lima bulan setelah perang Israel-Hamas.
LSM Spanyol Open Arms pada Selasa (12/3) mengatakan pihaknya berharap keberangkatan kapal amal yang membawa bantuan ke Gaza itu akan membuka jalan bagi pengiriman bantuan lewat laut lebih lanjut ke warga Palestina di daerah kantong yang terkepung itu.
Juru bicara Open Arms, Laura Lanuza, mengatakan, “Tujuan utama dari misi ini adalah untuk membuka koridor kemanusiaan lewat laut ke Gaza. Dan, tujuannya adalah koridor ini akan menjadi koridor pertama yang berkelanjutan dan terukur untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.”
Perjalanan ke Gaza memakan waktu sekitar 15 jam namun tongkang derek yang berat dapat membuat pelayaran memakan waktu lebih lama, mungkin hingga dua hari. Siprus terletak sekitar 320 km arah barat laut dari Gaza.
Dalam kunjungannya ke Beirut hari Selasa Menteri Luar Negeri Siprus Constantinos Kombos menyatakan bahwa setelah kapal pertama yang membawa bantuan dari Larnaca ke Jalur Gaza sampai di tempat tujuan, mereka akan berupaya meningkatkan volumenya.”
“Kami telah menyiapkan mekanisme untuk kargo kedua dan jauh lebih besar dan kemudian kami akan berupaya menjadikan cara pengiriman seperti ini lebih sistematis dengan volume yang lebih besar,” ujarnya.
Lebih dari 30.000 warga Palestina tewas dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama lima bulan dan telah menyebabkan ratusan ribu warga Palestina berada di ambang kelaparan. Sementara itu, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Amerika Serikat secara terpisah telah mengumumkan rencana untuk membangun jembatan laut di dekat Gaza untuk menyalurkan bantuan, namun kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu sebelum jembatan tersebut dapat beroperasi. Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberikan bantuan militer untuk Israel selama perang lima bulan di Gaza sambil mendesak Israel untuk memfasilitasi lebih banyak akses kemanusiaan. [lt/jm]