Raksasa-raksasa Internet seperti Apple dan Google menyangkal pemberitaan bahwa mereka memberikan akses langsung pada pemerintah AS untuk server mereka.
SAN FRANCISCO —
Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple Inc, Google dan Facebook Inc pada Kamis (6/6) mengatakan mereka tidak memberikan badan pemerintah manapun “akses langsung” terhadap server-server mereka, tidak seperti yang dilaporkan oleh harian The Washington Post bahwa mereka memberikan akses di bawah program pengumpulan data rahasia.
Surat kabar ini melaporkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS dan FBI “menyadap secara langsung ke dalam server-server pusat sembilan perusahaan Internet AS” melalui program rahasia yang dikenal sebagai PRISM. Program itu mengambil data yang masif termasuk audio, video, foto, surat elektronik, dokumen dan log-log koneksi.
Media itu menyebut sembilan perusahaan, termasuk Apple, Facebook, Microsoft Corp dan Google Inc, yang telah bergabung dalam program rahasia tersebut.
Google, penyedia layanan pencarian Internet terbesar, mengatakan bahwa meski ada laporan-laporan sebelumnya bahwa perusahaan ini telah menyediakan “pintu belakang” untuk pemerintah, mereka tidak pernah menyediakan akses terhadap data pengguna.
Microsoft mengatakan bahwa mereka tidak secara sukarela berpartisipasi dalam pengumpulan data pemerintah dan hanya mematuhi “perintah-perintah yang meminta akun-akun atau pengenal tertentu yang spesifik.”
“Kami tidak pernah mendengar tentang PRISM,” ujar juru bicara Apple Steve Dowling.
“Kami tidak menyediakan badan pemerintah manapun akses langsung terhadap server kami. Badan pemerintah manapun yang meminta data pelanggan harus mendapatkan perintah pengadilan.”
Saat ditanya apakah Apple bergabung dengan program pengumpulan data tersebut, Apple menolak berkomentar.
Harian The Washington Post melaporkan bahwa Apple menolak selama lebih dari lima tahun setelah PRISM menulis daftar mitra perusahaan pertamanya pada Mei 2007 untuk “alasan yang tidak diketahui.”
"Kami tidak memberikan organisasi pemerintah manapun akses langsung kepada server-server Facebook,” ujar kepala keamanan (CSO) Facebook Joe Sullivan dalam pernyataan tertulis.
"Jika Facebook dimintai data atau informasi mengenai individu-individu tertentu, kami secara hati-hati mengevaluasi permintaan tersebut apakah sesuai dengan hukum, dan menyediakan informasi hanya jika tidak melanggar hukum.”
Yahoo! mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa perusahaan itu “menganggap privasi pengguna hal yang sangat serius. Kami tidak memberikan pemerintah akses langsung terhadap server, sistem atau jaringan kami.” (Reuters/Poornima Gupta dan Gerry Shih)
Surat kabar ini melaporkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS dan FBI “menyadap secara langsung ke dalam server-server pusat sembilan perusahaan Internet AS” melalui program rahasia yang dikenal sebagai PRISM. Program itu mengambil data yang masif termasuk audio, video, foto, surat elektronik, dokumen dan log-log koneksi.
Media itu menyebut sembilan perusahaan, termasuk Apple, Facebook, Microsoft Corp dan Google Inc, yang telah bergabung dalam program rahasia tersebut.
Google, penyedia layanan pencarian Internet terbesar, mengatakan bahwa meski ada laporan-laporan sebelumnya bahwa perusahaan ini telah menyediakan “pintu belakang” untuk pemerintah, mereka tidak pernah menyediakan akses terhadap data pengguna.
Microsoft mengatakan bahwa mereka tidak secara sukarela berpartisipasi dalam pengumpulan data pemerintah dan hanya mematuhi “perintah-perintah yang meminta akun-akun atau pengenal tertentu yang spesifik.”
“Kami tidak pernah mendengar tentang PRISM,” ujar juru bicara Apple Steve Dowling.
“Kami tidak menyediakan badan pemerintah manapun akses langsung terhadap server kami. Badan pemerintah manapun yang meminta data pelanggan harus mendapatkan perintah pengadilan.”
Saat ditanya apakah Apple bergabung dengan program pengumpulan data tersebut, Apple menolak berkomentar.
Harian The Washington Post melaporkan bahwa Apple menolak selama lebih dari lima tahun setelah PRISM menulis daftar mitra perusahaan pertamanya pada Mei 2007 untuk “alasan yang tidak diketahui.”
"Kami tidak memberikan organisasi pemerintah manapun akses langsung kepada server-server Facebook,” ujar kepala keamanan (CSO) Facebook Joe Sullivan dalam pernyataan tertulis.
"Jika Facebook dimintai data atau informasi mengenai individu-individu tertentu, kami secara hati-hati mengevaluasi permintaan tersebut apakah sesuai dengan hukum, dan menyediakan informasi hanya jika tidak melanggar hukum.”
Yahoo! mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa perusahaan itu “menganggap privasi pengguna hal yang sangat serius. Kami tidak memberikan pemerintah akses langsung terhadap server, sistem atau jaringan kami.” (Reuters/Poornima Gupta dan Gerry Shih)