Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta mengatakan pada Rabu (11/9), bahwa sebuah kesepakatan dengan Australia dalam proyek bahan bakar fosil besar, yang penting bagi masa depan ekonomi negara kecil itu, akan dicapai pada November nanti.
Berbicara kepada AFP di kediamannya di ibu kota Dili, pemimpin pemenang hadiah Nobel ini mengatakan bahwa sebuah kesepakatan dalam proyek Greater Sunrise, yang bertujuan untuk memanfaatkan triliunan kaki kubik gas alam akan ditandatangani dalam beberapa pekan mendatang.
Eksplorasi bagi proyek yang berlokasi di perairan antara kedua negara yang bertetangga tersebut ini telah terhenti selama beberapa tahun. Penyebabnya adalah perselisihan batas maritime dan apakah gas yang dihasilkan seharusnya diolah di Australia atau Timor Leste.
“Saat ini kami memiliki hubungan yang bagus sekali dengan Australia. Australia benar-benar kawan sejati, kawan yang hebat, khususnya perdana menteri yang saat ini menjabat. Dia benar-benar orang yang baik. Sangat pandai. Antony Albanese sangat pandai, dan dia berhati baik,” kata Ramos-Horta.
BACA JUGA: Sekjen PBB Kunjungi Timor Leste Jelang 25 Tahun Kemerdekaan“Segera, kami akan menandatangani sebuah kesepakatan dengan Australia dalam pengembangan Greater Sunrise. Sebuah keputusan akan diambil untuk mengembangkan lapangan gas yang besar,” tambah dia.
Menurut Ramos-Horta, kesepakatan itu akan ditandatangani paling lambat November, atau setidaknya pada tahun ini.
Negara termuda di Asia ini, yang merdeka pada 2002, mencoba menopang masa depan ekonominya yang masih belia, dengan ketergantungan besar pada cadangan minyak dan gas.
“China membutuhkan itu, Jepang, Korea Selatan, mereka semua membutuhkan itu,” kata Ramos-Horta terkait Greater Sunrise.
Meski begitu, dia juga mengatakan bahwa apakah sumber daya itu akan disalurkan melalui pipa ke Timor Leste atau Australia, masih akan diputuskan oleh kedua pemerintahan, setelah sebuah studi independen.
Woodside Energy, perusahaan pengelola proyek ini nampaknya juga harus menghadapi ekspektasi investor dalam pertemuan bulan lalu. Mereka mengatakan bahwa Sunrise memiliki sejumlah kompleksitas dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Para pejabat Australia telah mengkhawatirkan bahwa China akan mendanai proyek tersebut, pada saat di mana sudah ada kekhawatiran secara luas terkait pengaruh Beijing yang berkembang di kawasan ini.
Pengaruh itu juga termasuk di Timor Leste, yang berada hanya beberapa ratus kilometer di sebelah utara pesisir Australia. [ns/jm]