Rapat Umum Tunjukkan Mantan PM Pakistan Khan Tetap Jadi Kekuatan Politik

  • Associated Press

Pemimpin oposisi Pakistan Imran Khan, tengah, berbicara kepada pendukung partainya selama rapat umum di Peshawar, Pakistan, 6 September 2022. (Foto: AP)

Sejak digulingkan oleh parlemen lima bulan silam, mantan PM Imran Khan telah menunjukkan ia tetap populer dengan mengadakan berbagai demonstrasi massal di berbagai penjuru Pakistan. Ini merupakan isyarat bagi para pesaingnya bahwa ia masih tetap menjadi kekuatan politik yang cukup besar.

Hari Selasa, ia berpidato di hadapan sekitar 25 ribu pendukungnya di Peshawar, kota di bagian barat laut, Ibu Kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang sangat konservatif yang berbatasan dengan Afghanistan.

Khan mengatakan ia dalam waktu dekat akan menyelenggarakan pawai massal ke ibu kota, sebagai puncak kampanyenya untuk memaksa pemerintahan PM Shahbaz Sharif menyelenggarakan pemilu dipercepat. Para analis mengatakan Khan mungkin menang dalam pemilihan itu karena besarnya dukungan terhadapnya.

Pendukung partai Tehreek-e-Insaf pimpinan oposisi Pakistan Imran Khan saat menghadiri rapat umum, di Peshawar, Pakistan, 6 September 2022. (Foto: AP)

“Saya akan segera memberi Anda panggilan untuk berpawai di Islamabad,” kata Khan kepada massa yang bersorak sorai. Ia kemudian bertanya, “Apakah Anda siap untuk itu?”

“Ya,” jawab para pendukungnya.

Sharif menolak permintaan pemilu dini, dengan mengatakan pemilu seharusnya berlangsung sesuai rencana pada 2023.

Seperti pada rapat-rapat umum sebelumnya, pidato hari Selasa tidak ditayangkan langsung oleh stasiun-stasiun televisi atas instruksi dari badan regulator media pemerintah. Regulator telah melarang penyiaran langsung pidatonya, tampaknya karena pernyataan kritis Khan mengenai militer dan peradilan. Para pemirsa juga mengalami kesulitan mengakses pidato Khan melalui YouTube dan media sosial lainnya.

BACA JUGA: Mantan PM Pakistan Imran Khan Galang Dukungan dalam Pawai di Peshawar

Sejak digulingkan, Khan telah mengklaim bahwa pemerintah yang sekarang ini naik ke tampuk kekuasaan berdasarkan rencana AS yang dituduh tidak sependapat dengan kebijakan luar negerinya yang lebih independen. Washington telah nenolak klaim semacam itu.

Khan menjabat perdana menteri selama tiga setengah tahun lebih hingga ia diturunkan oleh aliansi partai-partai politik dalam mosi tak percaya di parlemen pada April lalu. [uh/ab]