Tiongkok dilaporkan punya 211 juta pekerja migran tahun lalu, dan jumlah ini kemungkinan akan naik menjadi 350 juta orang pada tahun 2050, kalau kebijakan ekonomi pemerintah tidak berubah.
Studi yang diadakan oleh komisi keluarga berencana dan kependudukan Tiongkok itu dilaporkan oleh kantor berita resmi Xinhua.
Kata laporan itu jumlah migran yang pindah dari kawasan pedalaman Tiongkok ke kawasan-kawasan industri di bagian timur pada tahun ini lebih kecil dari yang diperkirakan, karena menurunnya permintaan akan barang-barang industri disebabkan krisis ekonomi global.
Tapi, kata laporan itu lagi, secara keseluruhan, trend perpindahan penduduk yang mencari kerja ke kawasan industri itu tidak akan berubah.
Laporan itu dikeluarkan menyusul serentetan pemogokan buruh di pabrik-pabrik Tiongkok untuk pertama kalinya sejak pemerintah membuka perekonomian Tiongkok dalam 10 tahun terakhir.
Permulaan bulan ini, sebuah pabrik yang membuat barang-barang elektronik canggih di Tiongkok selatan menaikkan gaji pegawainya dari 132 dollar per bulan menjadi 175 dollar, setelah aktivis buruh mengatakan para pekerja dipaksa bekerja melebihi jam kerja dan mendapat upah rendah.
Pabrik mobil Honda di Tiongkok bulan lalu tutup sebentar karena sengketa soal gaji, yang akhirnya memaksa Honda memberikan sejumlah konsesi kepada pegawainya.