Ratusan Masjid di Perancis Dibuka untuk Umum

Warga mendengarkan penjelasan Mohamed Latahi (tengah), saat berkunjung di Masjid Besar Strasbourg di Perancis (9/1).

Acara bertajuk “secangkir teh untuk persaudaraan” tersebut diadakan dalam rangka memperingati genap satu tahun serangan ekstrimis terhadap majalah satiris Charlie Hebdo, tanggal 7 Januari.

Ratusan masjid di Perancis membuka pintu mereka untuk umum hari Sabtu (9/1) dan Minggu (10/1) dalam upayaa memberi pencerahan kepada masyarakat non-Muslim mengenai kebudayaan mereka, pada saat serangan ekstrimis Islam telah menimbulkan kesan negatif mengenai agama mereka seperti saat ini.

Meskipun tidak semua dari 2.500 masjid di Perancis ikut berpartisipasi dalam acara itu, namun masjid-masjid besar seperti Masjid Agung di Paris membuka pintu mereka. Upaya tersebut didukung oleh badan Muslim terkemuka negara itu, Dewan Agama Islam Perancis.

Ketua kelompok tersebut, Anouar Kbibech, memberitahu wartawan bahwa masjid-masjid mereka mengundang orang untuk bertemu dengan kaum “Muslim normal” dan menikmati suguhan, peninjauan yang dipandu, lokakarya dan diskusi, atau bahkan salah satu dari lima sembahyang harian.

Acara bertajuk “secangkir teh untuk persaudaraan” tersebut diadakan dalam rangka memperingati genap satu tahun serangan ekstrimis terhadap majalah satiris Charlie Hebdo, tanggal 7 Januari dan tanggal 11 Januari, hari di saat sekitar lima juta orang turun ke jalan-jalan Perancis untuk menunjukkan solidaritas kepada para korban serangan itu.

Ketegangan meningkat setelah serangan Paris tanggal 13 November ketika ekstrimis Muslim membunuh 130 orang di berbagai tempat di seluruh ibukota Perancis itu. Sejak itu, Perancis telah menyatakan keadaan darurat dan menutup tiga masjid yang diyakni “meradikalisasi” para anggotanya. [gp]