Ratusan orang berpawai di ibu kota Peru, Lima, Selasa (4/1), untuk menuntut diakhirinya kerusuhan sosial yang disertai kekerasan setelah pergantian pemerintahan secara mendadak.
Warga dari semua kelompok usia mengibarkan bendera dan berpawai sebagai unjuk solidaritas menentang kekerasan yang mengancam akan membatalkan proses politik.
Enrique Silva, salah seorang demonstran, mengatakan, “Kita punya masalah politik. Tapi saya berharap semua diselesaikan dan perdamaian yang menang. Semuanya dapat diselesaikan dengan damai dan tanpa kekerasan.”
Presiden Peru Dina Boluarte juga menyerukan dihentikannya semua unjuk rasa dengan kekerasan yang menuntut agar pemerintahannya diakhiri.
Boluarte mengambil alih kekuasaan Pedro Castillo setelah Castillo berusaha membubarkan Kongres sebelum upaya ketiga para legislator untuk memakzulkannya.
Peru siap menyelenggarakan pemilihan dini pada bulan April untuk meredakan krisis politik nasional yang ditandai oleh kerusuhan setelah para anggota parlemen menyingkirkan Castillo.
Pemilu awalnya dijadwalkan pada tahun 2026. Rencana itu harus diratifikasi oleh mayoritas dua per tiga agar dapat diterapkan. Langkah itu didukung oleh Boluarte. [uh/ab]