Ribuan Warga Brazil Berdemo Tuntut Presiden Mundur

Ribuan demonstran ambil bagian dalam protes atas Presiden Dilma Rousseff, di depan Kongres Nasional Brazil di Brasilia (15/3). (AP/Eraldo Peres)

Sebagian kemarahan terhadap Rousseff berpangkal pada terungkapnya pembayaran uang suap di perusahaan minyak negara Petrobras, korupsi terbesar yang pernah terungkap di Brazil.

Ribuan warga Brazil turun ke jalan-jalan kota-kota besar seluruh negara itu hari Minggu (15/3), menuntut turunnya Presiden Dilma Rousseff atas korupsi pemerintah.

Sebagian kemarahan umum terhadap Rousseff berpangkal pada terungkapnya pembayaran uang suap di perusahaan minyak negara Petrobras, yang disebut kejaksaan korupsi terbesar yang pernah terungkap di Brazil.

Sedikitnya US$800 juta dibayar sebagai uang suap dan dana lain oleh perusahaan kontruksi dan tehnik terbesar di negara itu sebagai imbalan kontrak Petrobras yang digelembungkan.

Puluhan tokoh politik, termasuk sekutu erat presiden, dan mantan para pimpinan Petrobras, sedang diselidiki. Belum ada yang diadili, tetapi 22 anggota DPR, 13 Senator dan dua gubernur telah tersangkut dalam tuduhan penyuapan itu. Sebagian penyuapan yang dituduhkan itu terjadi ketika Rousseff pimpinan tertinggi Petrobas. Dia tidak diselidiki.

Di samping skandal korupsi di Petrobras, Rousseff juga sedang menghadapi inflasi yang meningkat dan ekonomi Brazil sedang di ambang resesi.

Demonstrasi hari Minggu sebagian besar tenang dan bergembira, dan tidak ada kekerasan yang mencemari gelombang demonstrasi besar-besaran tahun 2013, ketika rakyat Brazil memrotes biaya yang dikeluarkan sebagai tuan rumah Piala Dunia sepakbola tahun 2014.

Menjelang akhir pagi, ribuan penduduk, banyak perbapakaian warna biru, hijau, dan kuning bendera Brazil, datang beramai-ramai ke pantai Copacabana Rio de Janeiro, menyanyikan lagu kebangsaan dan meneriakkan “Dilma Turun !”