Sekitar lebih dari 100 ribu buruh akan berunjuk rasa di berbagai kota di Indonesia untuk memperingati hari Buruh Sedunia (May Day), 1 Mei 2012.
Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung S Rajab mengatakan, dari data yang masuk, sekitar 52 ribu orang buruh akan melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingati hari buruh sedunia di Jakarta.
Sejumlah persiapan sudah dilakukan oleh para buruh mulai dari membuat spanduk, poster dan juga helm. Para buruh mengatakan helm itu bukan untuk apa-apa, hanya untuk melindungi dari panas.
Ketua Umum Kongres Alinsi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Nining Elitos kepada VOA di kantornya mengatakan buruh tidak akan melakukan aksi yang merugikan masyarakat misalnya penutupan jalan tol atau menduduki Bandara Soekarno Hatta.
Menurutnya para buruh hanya ingin mendesak pemerintah untuk segera menghapus sistem kerja kontrak atau outsourcing, memberikan upah yang layak, menurunkan harga Sembako dan membatalkan kenaikan harga BBM. Dia menyatakan pemerintah sudah saatnya lebih memperhatikan kesejahteraan para buruh karena saat ini kondisi para buruh masih memprihatinkan.
"Rakyat secara umum hari ini kan tidak memiliki kepastian kerja akibat adanya kebijakan tentang sistem kerja kontrak atau istilahnya outsourcing. Nah inilah yang menjadi tuntutan utama kita adalah penghapusan sistem kerja kontrak, berikan upah yang layak, turunkan harga sembako, kemudian adalah batalkan kenaikan BBM," ungkap Nining Elitos.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyatakan seluruh aparat kepolisian akan disebar di sejumlah titik seperti di depan Istana Negara Jakarta, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kantor Gubernur DKI Jakarta, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Polisi kata Rikwanto juga telah meminta bantuan TNI untuk menjaga objek-objek vital seperti bandara, sejumlah kedutaan besar dan Pertamina. Menurutnya sekitar dua ribu anggota TNI akan menjaga tempat-tempat tersebut.
Rikwanto menambahkan pihaknya juga akan mengantisipasi terjadinya pelemparan cairan kimia berbahaya seperti yang terjadi pada aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi beberapa waktu lalu.
"Kita antisipasi untuk pengalihan arus kalau ada kemacetan atau ada kebanyakan massa supaya aktifitas masyarakat tidak terganggu.Kemudian kalau ada anarkis kita juga siapkan pasukan untuk mengantisipasinya," kata Kahumas Polda Metro Jaya.
Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Dita Indah Sari mengatakan Kemenakertrans berupaya mempercepat peningkatan kesejahteraan pekerja dan buruh. Salah satu caranya dengan mempercepat pembangunan rumah susun sederhana sewa yang diperuntukan bagi para buruh.
Dia mengatakan bahwa saat ini telah dibangun sebanyak 1.008 unit oleh Tim Program Percepatan Pembangunan Perumahan Pekerja atau Buruh yang berlokasi di Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Rumah susun sederhana sewa ini kata Dita juga akan didirikan di sejumlah daerah lainnya.
"Kita dirikan rumah-rumah pekerja dengan harapan mereka bisa bayar lebih murah dan memang akhirnya jatuhnya rata-rata pr bulan buruh-buruh membayar 100 ribu sampai 150 ribu untuk menyewa sebuah kamar, kira-kira 10 persen dari upah minimum," kata Dita Indah Sari. "Jadi kita prioritaskan untuk pekerja dengan pendapatan kecil, pendapatan UMP. Kenapa? Karena merekalah yang paling terkena dampak dari kenaikan harga barang-barang," lanjutnya.
Sekitar 17 ribu personel aparat kepolisian akan menjaga aksi unjuk rasa para buruh memperingati hari buruh sedunia.
Sejumlah persiapan sudah dilakukan oleh para buruh mulai dari membuat spanduk, poster dan juga helm. Para buruh mengatakan helm itu bukan untuk apa-apa, hanya untuk melindungi dari panas.
Ketua Umum Kongres Alinsi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Nining Elitos kepada VOA di kantornya mengatakan buruh tidak akan melakukan aksi yang merugikan masyarakat misalnya penutupan jalan tol atau menduduki Bandara Soekarno Hatta.
Menurutnya para buruh hanya ingin mendesak pemerintah untuk segera menghapus sistem kerja kontrak atau outsourcing, memberikan upah yang layak, menurunkan harga Sembako dan membatalkan kenaikan harga BBM. Dia menyatakan pemerintah sudah saatnya lebih memperhatikan kesejahteraan para buruh karena saat ini kondisi para buruh masih memprihatinkan.
"Rakyat secara umum hari ini kan tidak memiliki kepastian kerja akibat adanya kebijakan tentang sistem kerja kontrak atau istilahnya outsourcing. Nah inilah yang menjadi tuntutan utama kita adalah penghapusan sistem kerja kontrak, berikan upah yang layak, turunkan harga sembako, kemudian adalah batalkan kenaikan BBM," ungkap Nining Elitos.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyatakan seluruh aparat kepolisian akan disebar di sejumlah titik seperti di depan Istana Negara Jakarta, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kantor Gubernur DKI Jakarta, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Polisi kata Rikwanto juga telah meminta bantuan TNI untuk menjaga objek-objek vital seperti bandara, sejumlah kedutaan besar dan Pertamina. Menurutnya sekitar dua ribu anggota TNI akan menjaga tempat-tempat tersebut.
Rikwanto menambahkan pihaknya juga akan mengantisipasi terjadinya pelemparan cairan kimia berbahaya seperti yang terjadi pada aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi beberapa waktu lalu.
"Kita antisipasi untuk pengalihan arus kalau ada kemacetan atau ada kebanyakan massa supaya aktifitas masyarakat tidak terganggu.Kemudian kalau ada anarkis kita juga siapkan pasukan untuk mengantisipasinya," kata Kahumas Polda Metro Jaya.
Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Dita Indah Sari mengatakan Kemenakertrans berupaya mempercepat peningkatan kesejahteraan pekerja dan buruh. Salah satu caranya dengan mempercepat pembangunan rumah susun sederhana sewa yang diperuntukan bagi para buruh.
Dia mengatakan bahwa saat ini telah dibangun sebanyak 1.008 unit oleh Tim Program Percepatan Pembangunan Perumahan Pekerja atau Buruh yang berlokasi di Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Rumah susun sederhana sewa ini kata Dita juga akan didirikan di sejumlah daerah lainnya.
"Kita dirikan rumah-rumah pekerja dengan harapan mereka bisa bayar lebih murah dan memang akhirnya jatuhnya rata-rata pr bulan buruh-buruh membayar 100 ribu sampai 150 ribu untuk menyewa sebuah kamar, kira-kira 10 persen dari upah minimum," kata Dita Indah Sari. "Jadi kita prioritaskan untuk pekerja dengan pendapatan kecil, pendapatan UMP. Kenapa? Karena merekalah yang paling terkena dampak dari kenaikan harga barang-barang," lanjutnya.
Sekitar 17 ribu personel aparat kepolisian akan menjaga aksi unjuk rasa para buruh memperingati hari buruh sedunia.