Suatu hari Selasa pada bulan Ramadan yang baru lalu. Magrib, saatnya umat Muslim berbuka puasa, masih beberapa jam lagi. Tetapi Omer Nassimi dan rekan-rekannya sesama sukarelawan tidak bergegas pulang ke rumah untuk menikmati santapan berbuka yang tersedia. Mereka malah menuju ke sebuah taman di tengah kota Washington DC, dengan membawa makanan dan minuman.
Misi mereka adalah memberi makan sekelompok tunawisma di sana.
“Ini melampaui ras, melampaui agama, dan melampaui apapun agama Anda, dan bahwa pesan universalnya adalah kami ingin semua orang mendapat makanan,” kata Omer Nassimi, relawan yang bergabung dalam organisasi amal Islamic Relief USA.
Sebagaimana Omer Nassimi, orang-orang muda lain yang bekerja bersamanya adalah sukarelawan yang tergabung dengan organisasi kemanusiaan Muslim, Islamic Relief USA. Pada tahun ini, 2019, adalah tahun kelima bagi kelompok sukarelawan itu memberi bantuan makanan bagi kaum tunawisma setiap Selasa selama bulan Ramadan.
“Kami berusaha memberi mereka makanan yang juga kami makan pada waktu berbuka. Kami berusaha memberi mereka shawarma, berbagai hidangan dari nasi, kebab, Biryani,” kata Zaheen, seorang relawan lainnya dari Islamic Relief USA.
“Kami berbagi pengalaman dengan orang-orang yang kurang beruntung dan memiliki akses lebih sedikit untuk mendapatkan hidangan-hidangan semacam ini,” tambahnya.
BACA JUGA: Restoran-Restoran di Washington Buka Lebih Lama Selama RamadanDi antara para sukarelawan itu juga ada yang baru bergabung dalam kegiatan ini. Satu di antaranya adalah Zainab.
“Ini minggu kedua saya bergabung di sini, sangat luar biasa. Kami dapat berbicara dengan orang-orang tunawisma dan memberi mereka makanan, dan memberitahu mereka mengenai Ramadan,” tutur Zainab.
Mereka yang beruntung merasakan pembagian makanan cuma-cuma ini memahami pesan tersebut dan menghargainya.
Salah seorang di antara tunawisma tersebut adalah Richard Paul. “Terima kasih. Ini adalah bulan Ramadan, jadi ini bulannya bersedekah. Saya kira ini baik sekali,” ujar Richard Paul.
Tunawisma lainnya, Henry, menambahkan, “Terima kasih banyak, saya benar-benar menghargai ini.”
Makanan berlebih yang tidak habis dibagikan, dikirim ke panti penampungan tunawisma setempat.
Dana untuk menyediakan makanan tersebut berasal dari penggalangan dana melalui Internet.
Berdasarkan pernyataan mereka, para sukarelawan mengaku bahwa kegiatan berbagi makanan ini merupakan pengalaman yang tak ternilai harganya. [uh/ab]