Presiden terpilih Joe Biden mempromosikan paket bantuan ekonomi $1,9 triliun ke negara yang telah dilanda pandemi selama setahun. Pandemi itu sejauh ini menewaskan lebih dari 400.000 warga Amerika dan membuat puluhan juta orang sakit sebelum dia menjabat minggu ini.
Proposal yang diumumkan Kamis malam itu adalah awal yang paling agresif untuk pemerintahan yang hanya akan memiliki mayoritas kecil di Kongres untuk diajak bekerja sama, terutama karena proposal tersebut merupakan salah satu agenda kebijakan yang dikemas dengan beragam prioritas Partai Demokrat. Prioritas itu mulai dari memerangi perubahan iklim hingga melindungi hak memberikan suara hingga mereformasi sistem imigrasi Amerika.
BACA JUGA: Biden Hadapi Tantangan yang Tak Terbayangkan Saat DilantikAgenda itu juga harus bersaing untuk mendapatkan perhatian anggota Senat yang akan menyidangkan pendahulu Biden, Donald Trump, yang pada tanggal 13 Januari dimakzulkan atas tuduhan bahwa dia menghasut massa yang kejam yang menyerbu gedung Capitol ketika berlangsung sertifikasi kemenangan Biden dalam pemilu.
Sejak desakan bersejarah Presiden Franklin Roosevelt untuk menetapkan bagian besar dari “Kesepakatan Baru” pada era Depresi yang dimulai pada awal tahun 1930-an, semua presiden yang berhasil telah diukur dengan seberapa besar mereka berhasil dengan agenda selama 100 hari pertama pemerintahan mereka. Biden tampaknya bertekad akan mendesakkan sebagian besar agendanya melalui Kongres sejak awal, kata para ahli. [lt/ka]