Jajak Pendapat: Republik dan Demokrat Terpecah dalam Isu Muslim

Presiden AS Barack Obama berdiskusi dengan para angota komunitas Muslim Amerika di Baltimore, Februari 2016.

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 37 persen orang dewasa Amerika memiliki pandangan "agak negatif" atau "sangat negatif" terhadap Islam.

Banyak warga Amerika memandang Islam secara negatif, dan para pendukung kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, dua kali lebih mungkin bersikap negatif terhadap agama itu dibandingkan mereka yang mendukung kandidat presiden Demokrat, Hillary Clinton.

Kesimpulan itu muncul dari jajak pendapat daring Reuters/Ipsos terhadap lebih dari 7.000 warga Amerika di semua negara bagian pada 14 Juni sampai 6 Juli.

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 37 persen orang dewasa Amerika memiliki pandangan "agak negatif" atau "sangat negatif" terhadap Islam. Hal ini termasuk 58 persen dari pendukung Trump dan 24 persen dari pendukung Clinton.

Sebagai perbandingan, 38 persen responden secara keseluruhan memiliki pandangan negatif terhadap ateisme, 21 persen untuk Hinduisme, 16 persen untuk Yudaisme dan 8 persen terhadap agama Kristen.

Juru bicara Trump dan Clinton menolak berkomentar.

Jajak pendapat itu berlangsung sebelum seorang pengendara truk menabrakkan kendaraan itu ke kerumunan massa di Nice, Perancis, yang menewaskan lebih dari 80 orang. Sumber-sumber polisi mengatakan pengendara tersebut, meskipun terkait dengan kejahatan umum, tidak termasuk dalam daftar intelijen dan tidak ada satu pun dari kelompok militan Islamis yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Persaingan menuju pemilihan presiden AS pada 8 November telah menyoroti pandangan warga Amerika terhadap Muslim dengan usul Trump untuk melarang sementara masuknya Muslim ke Amerika.

Ia mengulang usul itu setelah Omar Mateen, seorang Muslim yang lahir di New York, menewaskan 49 orang dalam serangan dengan senjata api di sebuah klub malam gay di Florida bulan lalu.

Perpecahan ideologi antara para pendukung Trump dan Clinton terjadi di tengah peningkatan kekerasan dan diskriminasi terhadap Muslim di AS.

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 78 persen pendukung Trump dan 36 persen pendukung Clinton mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan agama-agama lain, Islam lebih mungkin mendorong aksi terorisme.

Para pendukung Trump juga dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa Islam lebih mendorong kekerasan terhadap warga Amerika, perempuan dan gay.

Clinton telah menyerukan lingkungan yang lebih inklusif dalam masyarakat Amerika dan upaya bersama dari pemerintah AS dan negara-negara Muslim untuk memerangi penyebaran militansi Islamis.

Ia mengkritik pernyataan keras Trump mengenai Muslim dan orang Meksiko sementara Trump mengeluhkan apa yang ia sebut kesetiaan masyarakat Amerika terhadap kebenaran politik (political correctness).

She has criticized Trump’s harsh statements about Muslims and Mexicans while Trump has bemoaned what he calls American society’s devotion to political correctness.​ [hd]