India, hari Jumat (9/8) melonggarkan restriksinya di Kashmir agar warga yang mayoritas Muslim dapat menunaikan sholat Jumat.
Kawasan yang disengketakan itu memasuki hari kelima status lockdown atau ditutup yang belum pernah terjadi sebelumnya, menutup akses komunikasi apapun di kawasan itu.
“Orang-orang diizinkan sholat di lingkungan mereka, tidak ada pembatasan tentang itu,” kata Bilbag Singh, direktur jenderal kepolisian untuk wilayah Kashmir kepada kantor berita Perancis, AFP. “Akan tetapi mereka tidak boleh keluar dari wilayah mereka,” lanjut Singh.
Perdana Menteri Narendra Modi menjanjikan rakyat Kasmir dimulainya suatu “era baru” sebagai hasil keputusan pemerintahnya untuk mencabut status khusus kawasan itu dan membuat Kashmir berada di bawah kontrol New Delhi.
Dalam pidato di televisi dan radio hari Kamis (8/8), Modi membela pencabutan ketentuan dalam konstitusi di mana Kashmir dapat membuat undang-undangnya sendiri, seraya menyatakan hal itu menghambat tercapainya kemajuan, membangkitkan terorisme dan digunakan sebagai senjata oleh lawannya, Pakistan, untuk “menghasut sejumlah orang.” India sekarang akan membersihkan kawasan itu dari “terorisme dan teroris,” kata Modi.
New Delhi menyalahkan Islamabad yang mengobarkan pemberontakan separatis dengan kekerasan selama tiga dekade di kawasan sengketa di Himalaya itu yang diklaim oleh kedua negara tersebut. [uh/lt]