Sekjen PBB Ban Ki-Moon hari Selasa (23/9) memimpin KTT Iklim untuk melibatkan para pemimpin dunia, penyedia jasa keuangan, bisnis, masyarakat madani dan para pemimpin tingkat lokal di sektor publik dan swasta memajukan aksi dan ambisi terkait isu iklim. Berbagai isu dibahas, antara lain upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan penguatan ketahanan dalam sektor pertanian, perkotaan, energi, keuangan, hutan dan transportasi.
Sekjen PBB Ban Ki-Moon dalam pidatonya menyerukan kepada negara-negara dunia untuk mengadopsi “langkah baru” untuk melindungi lingkungan hidup dunia dari emisi gas rumah kaca yang berbahaya. Ditambahkannya, dunia seharusnya bebas dari emisi karbon ini selambat-lambatnya pada akhir abad ke-21.
Your browser doesn’t support HTML5
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ikut menjadi salah satu pembicara dalam sesi pertama Majelis Dewan Ekonomi dan Sosial ECOSOC yang dipandu Sekjen PBB Ban Ki-Moon.
Presiden Yudhoyono mengatakan Indonesia telah mengambil sejumlah langkah untuk menjawab tantangan perubahan iklilm tersebut. Antara lain memenuhi target mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 26% selambat-lambatnya pada tahun 2020, mempertegas sikap pada pihak-pihak yang masih melakukan penggundulan hutan dan penurunan fungsi lahan, berupaya melakukan eksplorasi potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon, dan menandatangani kesepakatan Amandemen Doha bagi Protokol Kyoto.
Presiden Yudhoyono mengatakan, Indonesia siap meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitranya karena “kemitraan merupakan keharusan”. Dalam pernyataan singkatnya Presiden Yudhoyono menyebut kerjasama erat Indonesia dengan Norwegia dalam isu lingkungan hidup ini.
KTT Iklim yang merupakan bagian dari sidang ke-69 Majelis Umum PBB ini juga diramaikan dengan kehadiran aktris Li Bingbing yang juga Utusan Khusus PBB Untuk Lingkungan Hidup dan aktror Leonardo diCaprio yang merupakan Utusan PBB Untuk Perdamaian. Keduanya juga menyuarakan percepatan langkah konkrit menghadapi perubahan iklim. Hadir pula Walikota New York Bill de Blasio dan Ketua Generation Investment Management – Climate Reality Project yang juga mantan wakil presiden Amerika Al Gore.
KTT Iklim ini dihadiri oleh 125 pemimpin, tetapi dua pemimpin negara yang dinilai paling banyak mencemarkan lingkungan dan melepas karbon di dunia – yaitu China dan India – justru tidak hadir dalam KTT ini. Keduanya hanya mengirim pejabat terkait urusan lingkungan hidup.
Sementara itu Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan negaranya akan menyumbang sekitar 1 Milyar dolar dalam beberapa tahun ini untuk membantu negara-negara miskin mengatasi perubahan iklim. Nilai sumbangan ini setara dengan sumbangan yang dijanjikan Kanselir Jerman Angela Merkel. Sejauh ini baru kedua negara Eropa itu yang mengumumkan akan memberi sumbangan.