Berbeda dengan hari-hari biasa, Kantin Diplomasi di kompleks kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta, hari Selasa (23/4), sangat meriah. Tarian India dan Indonesia, serta aneka kue tradisional khas kedua negara disajikan untuk merakan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan India.
Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir menyatakan India merupakan negara yang sangat penting bagi Indonesia. India termasuk dalam negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia dan membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Fachir menambahkan sejatinya hubungan antara Indonesia dan India sudah berlangsung ribuan tahun dalam hal perdagangan dan kebudayaan. Banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta. Selain itu, Candi Borobudur dan Prambanan juga menjadi warisan dari hubungan budaya antara bangsa Indonesia dan bangsa India.
Fachir mengingatkan Indonesia dan India juga pernah bekerja sama dalam sejumlah gagasan besar, termasuk penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, yang kemudian menjadi gelombang gerakan kemerdekaan negara-negara koloni di kedua benua tersebut.
Indonesia dan India, ujar Fachir, terus berupaya meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateralnya melalui kemitraan strategis yang dibentuk pada 2005, yang kemudian ditingkatkan menjadi kemitraan strategis menyeluruh pada 2018.
"Kita telah menetapkan target sangat ambisius tentang total nilai perdagangan kedua negara sebesar US$ 50 miliar pada 2025. Saat ini hampir US$ 19 miliar," kata Fachir.
Di samping itu, kedua negara juga terus memelihara dan mempromosikan hubungan budaya dan sejarah melalui hubungan antara masyarakat Indonesia dan India.
Indonesia dan India Punya Banyak Kesamaan
Kedua negara adalah anggota dari kelompok G-20. Total nilai produk domestik bruto Indonesia dan India mencapai lebih dari US$ 3 triliun. India, dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia, dan Indonesia sebagai berpenduduk terbesar kelima di dunia, sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian global.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat menjelaskan 70 tahun hubungan bilateral antara India dan Indonesia adalah waktu yang sangat pendek kalau dibandingkan dengan hubungan tradisional yang sudah berjalan ribuan tahun.
Hubungan tradisional antara masyarakat India dan Indonesia sudah terjalin dalam konteks kebudayaan, spiritual, dan perdagangan. Dia menambahkan hubungan sebagai dua negara merdeka dan berdaulat kian erat karena kedua pemimpin, Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru dan Presiden Soekarno, bersahabat dekat.
Pradeep Kumar mengatakan Presiden Soekarno pertama kali melawat ke India pada 26 Januari 1950, dan dibalas dengan lawatan Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru ke Jakarta pada Juni 1950.
Seiring dengan perkembangan zaman, lanjutnya, hubungan India dan Indonesia kian kuat.
"Pada Mei tahun lalu, selama lawatan Perdana Menteri Modi (Narendra Modi) ke Indonesia, kita membentuk sebuah kemitraan strategis menyeluruh. Ini merupakan usaha kita bersama untuk membangun saling keterkaitan yang lebih dekat mendekatkan dua negara maritim bertetangga, sehingga nantinya akan memperkuat konektivitas lintas budaya dan peradaban antara kedua bangsa," ujar Pradeep Kumar.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam perayaan ini dilangsungkan pula pameran foto yang memberikan gambaran singkat mengenai perjalanan hubungan resmi kedua negara melalui 70 foto. Di antara foto yang dipamerkan terdapat foto Presiden Soekarno bersama dua anaknya, yang berpose dengan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru bersama dua anaknya, Rajiv dan Sanjay.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun lalu, India menempati posisi ke-25 dalam daftar negara yang berinvestasi di Indonesia. Daftar ini dipuncaki oleh Singapura dengan total investasi US$ 9,2 miliar. Disusul Jepang (US$ 4,9 miliar), Cina (US$ 2,4 miliar), Hong Kong (US$ 2 miliar), dan Malaysia (US$ 1,8 miliar).
Nilai investasi India di Indonesia per 2018 sebesar US$ 82 juta. (fw/em)