Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan walaupun sedang terjadi peningkatan konflik negara-negara besar di Laut China Selatan, ia tetap ingin menjaga kepulauan nusantara, sementara ia berupaya menghidupkan kembali rencana ekonomi yang sejauh ini belum berjalan.
Pemimpin negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia itu mengatakan kepada suratkabar The Wall Street Journal bahwa ia tidak khawatir dengan peningkatan ketegangan antara Amerika dan China, yang telah menambah kekhawatiran terjadinya militerisasi di kawasan maritim yang vital bagi perdagangan global itu.
“Kami sangat dekat dengan Presiden Xi Jinping dan kami juga sangat dekat dengan Presien Barack Obama,” ujar Joko Widodo dalam wawancara di rumahnya di kota Solo itu.
Joko Widodo telah mengajak China – sebagai salah satu negara – yang membantu membangun pelabuhan, bandara dan pembangkit listrik di Indonesia, fasilitas infrastruktur yang dibutuhkan untuk bersaing dengan negara-negara tetangga, seperti Vietnam. Investasi asing langsung dari China juga telah meningkat pesat.
Joko Widodo mengecilkan masalaah sengketa wilayah di Laut China Selatan yang melibatkan China dan beberapa negara tetangga Indonesia, meskipun berselisih dengan kapal-kapal nelayan China dan pasukan penjaga pantai yang mengawal Kepulauan Natuna yang kaya sumber daya alam, yang juga diklaim China.
Bulan ini Indonesia melangsungkan latihan udara terbesar di kawasan itu. Joko Widodo mengatakan tidak ada pesan yang ingin disampaikan lewat latihan udara di wilayah itu selain bahwa “kedaulatan negara tidak bisa dikompromikan”. [em/al]