Pihak berwenang di Republik Demokratik Kongo mengukuhkan lebih dari 5.000 orang masih hilang dan sedikitnya 411 tewas akibat banjir di bagian timur negara itu.
Banjir tersebut, termasuk yang terburuk yang dihadapi negara Afrika itu belakangan ini, yang juga memicu tanah longsor, menghanyutkan rumah dan bangunan-bangunan di desa Bushushu dan Nyamukubi Kamis lalu.
Sewaktu mengunjungi kawasan bencana, Thomas Bakenge, kepala pemerintah regional Kalehe, mengukuhkan bahwa 5.525 orang masih dinyatakan hilang.
Para petugas Palang Merah, selain para penyintas dan petugas penyelamat, bekerja mengeluarkan mayat dari reruntuhan dan lumpur hari Selasa, tetapi mereka mengatakan pekerjaan tersebut berjalan lambat karena kurangnya mesin dan peralatan.
John Kashinzwe, petugas Palang Merah, mengatakan, “Agar pertolongan berlangsung efektif, kami memerlukan peralatan penyelamat yang memadai. Kami tidak tahu bagaimana cara mengeluarkan begitu banyak mayat dengan urgensi seperti ini. Kami mencari mayat dengan sekop, dengan tangan.” Ia berharap ada bantuan berupa kendaraan atau peralatan lainnya untuk mempercepat pekerjaan mereka.
Gubernur provinsi Kivu Selatan mengatakan upaya-upaya sedang dilakukan untuk menampung para pengungsi akibat banjir, yang kebanyakan telah kehilangan rumah dan seluruh harta benda mereka. [uh/lt]