Puluhan ribu warga Brazil yang mengenakan pakaian berwarna kuning dan hijau, yang melambangkan bendera nasional Brazil, pada Selasa (15/11), berkumpul di beberapa lokasi berbeda untuk memprotes kekalahan Presiden Jair Bolsonaro dalam pemilu yang berlangsung pada bulan lalu, dan meminta pihak angkatan bersenjata untuk melakukan intervensi.
Di Rio de Janeiro, warga berbondong-bondong datang ke fasilitas militer regional untuk mengecam apa yang mereka lihat sebagai pemilu yang tidak adil atau telah dicurangi, menentang perintah Mahkamah Agung baru-baru ini untuk tidak turun kejalan atau ke ruang publik.
BACA JUGA: Laporan Militer Brazil: Tak Ada Kecurangan dalam Penghitungan PemiluSalah satu warga, Domingues Carvalho, yang berusia 63 tahun, telah melakukan protes selama 15 hari berturut-turut. “Saya akan tinggal di sini selama beberapa hari lagi. Saya tidak akan pernah pergi, bahkan jika harus menumpahkan darah dan meninggalkan kepala saya di aspal ini, saya tidak akan pergi,” ujarnya.
Dua minggu telah berlalu sejak mantan presiden sayap kiri Luiz Inácio Lula da Silva mengalahkan Bolsonaro dalam salah sebuah pemilu presiden paling sengit. Da Silva menang tipis dengan meraih 50,9 persen suara.
Meskipun pemerintahan Bolsonaro tidak menentang peralihan kekuasaan, pemimpin sayap kanan itu belum mengakui atau memberi selamat kepada lawan politiknya.
Banyak pendukungnya yang melihat itu sebagai isyarat menolak menerima hasil pemilu.
BACA JUGA: Presiden Brazil Bolsonaro Desak Para Pengunjuk Rasa Buka Blokade JalanPendukung Bolsonaro juga mengancam akan melumpuhkan negara yang memiliki lebih dari seribu jalan raya, dengan memblokir jalan-jalan tersebut.
Bolsonaro telah berulangkali mempertanyakan keandalan sistem pemungutan suara elektronik di negara itu, dan sempat mengklaim memiliki bukti penipuan tetapi tidak dapat menunjukkannya ketika dipanggil oleh pengadilan pemilu. [em/jm]