Ribuan Pengungsi Kongo Mengalir ke Uganda

Pertempuran baru di Kongo telah menyulut membanjirnya pengungsi Kongo ke Uganda (foto: dok).

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) hari Selasa mengatakan 16.500 lebih pengungsi telah mengungsi ke Uganda melalui pos perbatasan Republik Demokratik Kongo.
Suara langkah kaki dan terkadang gerobak sorong terdengar di jalan menuju Goma, di mana ratusan warga sipil di Republik Demokratik Kongo berusaha menyelamatkan diri dari pertempuran baru antara pemberontak dan tentara Kongo.

Banyak di antara mereka menggendong seluruh milik mereka selagi mereka melewati tentara pemerintah dan kemudian pasukan PBB dan tank-tank sepanjang jalan. Seorang anak laki-laki mengatakan yang ia inginkan hanyalah berkumpul kembali bersama keluarganya. Seorang laki-laki lainnya yang tidak mau memberi tahu namanya mengatakan tidak ada pilihan lain selain menyelamatkan diri.

Pemberontak merebut Rutshuru tanpa bertempur hari Minggu, dan menguasai daerah-daerah lainnya akhir minggu lalu setelah pertempuran sengit dengan tentara pemerintah Kongo. Para pemimpin M23 telah menghimbau pemerintah untuk mematuhi perjanjian perdamaian yang mengakhiri pergolakan lainnya pada tahun 2008 dan 2009.

Pernyataan dari Masyarakat Madani Kivu Utara mengatakan ketakutan penduduk juga bertambah besar karena evakuasi PBB dan berbagai badan bantuan independen.

Peningkatan jumlah pengungsi juga dirasakan di perbatasan dengan Uganda. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) hari Selasa mengatakan 16.500 lebih pengungsi telah mengungsi ke negara itu melalui pos perbatasan Bunagana, Katwe dan Bukazi.
Wangari Kiluve dari ICRC telah bekerja di kamp pengungsi Nyekabande di Uganda barat. Ia memberitahu VOA bahwa sampai Selasa malam, kamp itu telah menampung 14.500 pengungsi.

Kazungu David Apollo, komisaris Urusan Pengungsi di kantor perdana menteri Uganda memberitahu VOA sekarang ini pangan, air dan selimut cukup untuk memenuhi permintaan meskipun ia tidak yakin untuk berapa lama lagi.

Apollo mengatakan Uganda tadinya sudah siap menangani sebanyak 30 ribu pengungsi tapi bahwa pemerintah telah menampung lebih dari 13 ribu sejak akhir November dan peningkatan jumlahnya baru baru ini mungkin akan segera membuat bantuan tambahan internasional suatu kebutuhan. Menurutnya penjagaan keamanan juga telah ditingkatkan setelah beberapa tentara melintasi perbatasan hari Sabtu lalu.

Untuk saat ini Wangari Kiluve dari ICRC merasa optimistik. Ia mengatakan meskipun ada rasa takut dan cuaca yang dingin banyak pengungsi tampaknya merasa lega untuk sementara.

Kiluve mengatakan banyak yang berhasil berkumpul kembali dengan sanak keluarga yang terpisah atau tertinggal.

Pernyataan ICRC mengatakan hampir 500 orang bisa menggunakan layanan telepon untuk menghubungi keluarga yang masih berada di Republik Demokratik Kongo sementara 90 anak telah berkumpul kembali dengan keluarga mereka.

Kendati demikian bahaya diseberang perbatasan itu terus berlanjut.
Wakil khusus PBB di Republik Demokratik Kongo, Roger Meese hari Selasa memperingatkan sudah jelas pasukan pemberontak M23jauh lebih kuat dari perkiraan setiap orang beberapa minggu lalu, kekuatan mereka meningkat mungkin karena dukungan dari luar.

Kalau bantuan dari pihak luar itu tidak dihentikan, para pejabat Uganda mengetahui akibatnya, besar kemungkinan peningkatan arus pengungsi lagi, meningkatkan tekanan pada sumber daya dan tekad untuk membantu pengungsi itu.