Ribuan imigran tanpa dokumen resmi dan pendukung mereka melancarkan protes di seluruh Amerika menentang keputusan Presiden Trump yang kemungkinan akan menyudahi keberadaan mereka di Amerika, satu-satunya tanah air yang mereka kenal.
“Saya benar-benar merasa tidak berdaya karena saya merasa saya adalah warga Amerika – sebagaimana yang lainnya juga – dan mendengar Presiden Trump mengatakan saya datang kesini untuk mencuri lapangan pekerjaan dan merampas kesempatan bagi warga Amerika lain, saya merasa dikhianati. Saya akan menyerahkan jiwa saya bagi negara ini. Saya akan berjuang bagi negara ini. Namun, ketika hal itu dilucuti dari saya, ini benar-benar menyedihkan,” keluh Luis, salah seorang penerima DACA yang berusia 24 tahun.
Presiden Trump memutuskan untuk menghentikan program DACA itu tetapi menugaskan Jaksa Agung Jeff Sessions yang mengumumkan kepada publik tentang perubahan kebijakan yang kontroversial tersebut.
“Saya mencintai orang-orang ini dan berharap Kongres akan membantu mereka dan melakukannya secara benar. Saya minta Anda bicara dengan para anggota Kongres agar mereka bisa melakukan sesuatu secara benar. Kami tidak punya pilihan, kami harus bisa melakukan sesuatu dan saya kira ini akan berjalan baik. Untuk jangka panjang, ini adalah solusi yang tepat,” tegas Trump.
Ketika berbicara Trump diapit oleh dua pemimpin Kongres, yang bersama rekan-rekan mereka, memiliki waktu selama enam bulan untuk mengupayakan agar para penerima DACA tetap bisa tinggal di Amerika.
Mantan presiden Barack Obama, yang menggagas program DACA, mengecam keras keputusan pemerintah Trump lewat pernyataan tertulis Selasa malam (5/9), dengan mengatakan “menarget anak-anak muda ini jelas merupakan kesalahan, karena mereka tidak melakukan kesalahan apapun.”
Obama menambahkan bahwa menyudahi program ini sama dengan merugikan diri sendiri karena anak-anak muda ini meskipun status mereka ilegal, namun mereka ingin berkontribusi kepada ekonomi dan mengabdikan diri kepada negara yang kita cintai ini; dan itu merupakan keputusan yang kejam.
Program “Deferred Action for Childhood Arrivals” atau “Penangguhan Tindakan terhadap Anak-Anak Imigran Ilegal” – yang disebut sebagai DACA, digagas Obama pada tahun 2012. Program ini memberi kesempatan kepada anak-anak yang dibawa orang tuanya ke Amerika ketika masih berusia enam tahun dan tidak memiliki dokumen resmi, untuk tinggal di Amerika namun bisa sekolah, bekerja atau berdinas di militer. Jumlah penerima DACA atau disebut “Dreamers”, yang umumnya berasal dari Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah itu, diperkirakan mencapai 800 ribu orang.
Pencabutan program ini membuat para “Dreamers” ini harus dideportasi ke negara asal mereka pada Maret 2018, kecuali jika Kongres mengeluarkan aturan hukum baru yang memblokir pencabutan itu dan tetap mengizinkan mereka berada di Amerika. Penerima DACA yang izin tinggalnya berakhir sebelum Maret 2018, diizinkan memperpanjang izin mereka jika melakukannya selambat-lambatnya pada 5 Oktober ini. [em/jm]