Ribuan Warga Irak Berdemonstrasi jelang Penetapan PM Baru

Para demonstran berkumpul di Lapangan Tahrir, Baghdad, hari Minggu (22/12).

Ribuan warga Irak turun ke jalan-jalan hari Minggu (22/12) menjelang tenggat tengah malam penetapan Perdana Menteri sementara.

Demonstrasi anti-pemerintah telah mengguncang Baghdad dan Irak Selatan, yang mayoritas penduduknya Syiah, sejak Oktober, memrotes korupsi, layanan yang buruk, dan kurangnya lapangan kerja. Demonstran menyerukan diakhirinya sistem politik yang diberlakukan setelah invasi Amerika pada tahun 2003.

Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri Jumat. Sejak itu, Presiden Barham Salih dan parlemen beberapa kali melampaui tenggat untuk menunjuk perdana menteri baru. Mahdi dan pemerintahannya setuju tetap memerintah sampai perdana menteri baru disetujui.

Tetapi pengunduran diri Mahdi tidak memuaskan demonstran anti-pemerintah yang menyatakan tidak cukup bagi seorang perdana menteri baru untuk mengambil alih. Mereka menuntut perubahan pada seluruh sistem politik, yang mereka nilai korup, tidak becus, dan tidak banyak berbuat guna mengentaskan rakyat Irak yang miskin meskipun negara itu kaya akan minyak.

Demonstran hari Minggu mengecam kemungkinan Qusay al-Suhail, mantan menteri pendidikan tinggi, dipilih sebagai perdana menteri sementara yang baru. Suhail ditentang kritikus karena hubungannya dengan Iran. Demonstran dengan tegas menolak pencalonannya bersama calon-calon lain yang sejak 2003 telah menjadi bagian dari pemerintah.(ka/ii)