Dipimpin langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar, ribuan umat Muslim ikut melaksanakan salat gaib bagi pemimpin kelompok militan Hamas, Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan udara awal pekan ini.
Ikut hadir pula Duta Besar Palestina Untuk Indonesia Zuhair al-Shun dan Duta Besar Iran Untuk Indonesia Mohammad Bouroujerdi.
Berbicara sebelum salat gaib itu, Nasaruddin menggarisbawahi kembali komitmen pada perdamaian dan kemerdekaan Palestina.
"Saya mengimbau kepada kita semuanya mari kita melakukan salat gaib di manapun juga kita berada sebagai wujud keprihatinan kita atas kekejaman yang telah dilakukan kelompok Zionis Israel ini," ujarnya.
Duta Besar Palestina Untuk Indonesia Zuhair al-Shun sangat berterima kasih atas insiatif salat gaib tersebut. Dia meyakini Haniyeh bukanlah korban kekejaman Israel yang terakhir karena membunuh warga Palestina adalah kebijakan Israel.
"Jadi presiden kami, pemimpin kami mengecam semua agresi dan pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di manapun," ujarnya seraya mengatakan Haniyeh adalah pemimpin nasional Palestina yang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Sementara Duta Besar Iran Untuk Indonesia Mohammad Bouroujerdi mengatakan pihak masih menyelidiki kasus pembunuhan Haniyeh, yang terjadi di ibu kota Teheran, sehari setelah tokoh yang disebutnya sebagai “tamu khusus” itu menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
BACA JUGA: Pemakaman Pemimpin Hamas Haniyeh, di Tengah Kekhawatiran Meningkatnya Perang RegionalSeorang pengawal Haniyeh ikut tewas dalam serangan yang hingga laporan ini disampaikan masih diketahui jelas penyebabnya. Namun Iran telah menuding Israel sebagai pelaku serangan itu, terlebih karena sehari sebelumnya juga terjadi serangan yang menewaskan salah seorang komandan militer kelompok militan Hizbullah di Lebanon, dan Houti di Yaman. Iran mengatakan negara itu akan menuntut harga sangat mahal. Belum ada perincian tindakan apa yang akan diambil.
"Kami akan membalas, kami tidak akan berhenti, kami tidak akan diam atas pelanggaran kedaulatan Iran. Di Iran, serangan balasan akan diputuskan oleh pihak berwenang, pemimpin, bagaimana kami akan membalas. Kalian akan menyaksikan kami akan menghukum penjajah (Israel)," tuturnya.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dan Duta Besar RI Untuk Qatar Ridwan Hassan ikut menghadiri langsung pemakaman Ismail Haniyeh pada Jumat (2/8).
Haniyeh dimakamkan di pemakaman keluarga Emir Qatar di kawasan Lusail, di pinggir laut utara Doha, sesuai salat Jumat atau sekitar pukul 13.30 siang waktu setempat. Sebelum dimakamkan jenazah Haniyeh disalatkan di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Kematian Haniyeh akan Berdampak Negatif
Pengamat Hubungan Internasional di Universitas Diponegoro Mohamad Rosyidin menjelaskan kematian Haniyah akan berdampak negatif terhadap prospek perdamaian di Timur Tengah. Ini dikarenakan pembunuhan Haniyeh di jantung Iran saat sedang menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara itu dinilai sebagai upaya mempermalukan Iran yang akan menyeret negara itu berkonfrontasi langsung dengan Israel.
"Ini justru akan menutup pintu bagi perdamaian, memperburuk keadaan di kawasan. Terlebih pihak-pihak lain terlibat sehingga konflik ini tidak hanya bereskalasi tapi multifront karena pertempuran tidak hanya di Gaza," tuturnya.
Ditambahkannya, hingga hari ini Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi soal pembunuhan Haniyeh. Satu-satunya pernyataan adalah dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel SDF Daniel Hagari yang memastikan bahwa tidak ada satu drone pun terbang di wilayah Iran saat peristiwa pembunuhan itu terjadi. Pernyataan ini justru memancing hipotesa baru tentang penggunaan instrumen lain, selain drone, dalam serangan yang menewaskan Haniyeh itu. (fw/em)