Hampir tidak ada warga sipil di tengah kota Bentiu, negara bagian Unity, dan mengatakan toko-toko di pasar utama telah dijarah dan banyak yang hancur.
Ribuan warga sipil telah mengungsi dari ibukota sebuah negara bagian di Sudan Selatan, karena ada kekhawatiran akan pertempuran baru antara pemberontak dan tentara pemerintah.
Pejabat kemanusiaan PBB, Toby Lanzer, pada Kamis (9/1) mengunjungi Bentiu, ibukota negara bagian Unity. Dalam rentetan pesan Twitter, ia mengatakan ia melihat “hampir tidak ada warga sipil” di tengah kota, dan mengatakan toko-toko di pasar utama telah dijarah dan banyak yang hancur.
Laporan dari daerah itu mengatakan pasukan tentara yang setia kepada Presiden Salva Kiir sedang bergerak maju ke kota itu, yang telah dikuasai selama beberapa minggu oleh pemberontak yang mendukung saingan presiden, Riek Machar.
Sementara itu, pembicaraan perdamaian di negara tetangga Ethiopia tetap macet, dengan penolakan pemerintah atas tuntutan pemberontak akan pembebasan 11 orang tahanan politik.
Seorang juru bicara pemberontak di pembicaraan Addis Ababa menggunakan kemacetan Kamis untuk menuduh pasukan dan pesawat tempur Uganda menyerang kedudukan pemberontak. Namun, Uganda menyatakan kehadiran militernya di Sudan Selatan terbatas hanya untuk melindungi warganya yang terdampar.
Pihak perunding pemerintah Sudan Selatan menuduh klaim pemberontak mengenai serangan udara Uganda sebagai “propaganda bermusuhan.”
Pejabat kemanusiaan PBB, Toby Lanzer, pada Kamis (9/1) mengunjungi Bentiu, ibukota negara bagian Unity. Dalam rentetan pesan Twitter, ia mengatakan ia melihat “hampir tidak ada warga sipil” di tengah kota, dan mengatakan toko-toko di pasar utama telah dijarah dan banyak yang hancur.
Laporan dari daerah itu mengatakan pasukan tentara yang setia kepada Presiden Salva Kiir sedang bergerak maju ke kota itu, yang telah dikuasai selama beberapa minggu oleh pemberontak yang mendukung saingan presiden, Riek Machar.
Sementara itu, pembicaraan perdamaian di negara tetangga Ethiopia tetap macet, dengan penolakan pemerintah atas tuntutan pemberontak akan pembebasan 11 orang tahanan politik.
Seorang juru bicara pemberontak di pembicaraan Addis Ababa menggunakan kemacetan Kamis untuk menuduh pasukan dan pesawat tempur Uganda menyerang kedudukan pemberontak. Namun, Uganda menyatakan kehadiran militernya di Sudan Selatan terbatas hanya untuk melindungi warganya yang terdampar.
Pihak perunding pemerintah Sudan Selatan menuduh klaim pemberontak mengenai serangan udara Uganda sebagai “propaganda bermusuhan.”