Sebuah kelompok HAM mengatakan mereka yang dikurung atas dugaan gangguan mental itu sering menghadapi kekerasan dan mendapat perlakuan semena-mena.
Sebuah laporan baru mengatakan ribuan warga Tiongkok setiap tahunnya dimasukkan secara paksa ke rumah sakit jiwa, sering sebagai bentuk hukuman atau untuk tujuan politik.
Kelompok Pembela HAM Tiongkok mengatakan mereka yang dikurung atas dugaan gangguan mental itu seringkali diharuskan menjalani pengobatan paksa, menghadapi kekerasan dan mendapat perlakuan semena-mena lain seperti dikenai sengatan listrik.
Kelompok itu mengatakan, banyak di antara mereka yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa itu jelas-jelas tidak memiliki gangguan mental.
LSM yang berbasis di Tiongkok itu mengatakan, warga Tiongkok bisa “dihilangkan” untuk periode waktu yang tidak pasti hanya karena gangguan – atau dugaan gangguan psikososial yang dilaporkan oleh anggota keluarga, perusahaan, polisi atau pihak berwenang pemerintah lain.
Kelompok itu mengatakan, sistem itu seringkali dieksploitasi oleh para pejabat pemerintah untuk memenjarakan aktivis, pembangkang dan pembuat kerusuhan, serta oleh warga yang kaya untuk mengenyahkan saingan mereka.
Kelompok Pembela HAM Tiongkok mengatakan mereka yang dikurung atas dugaan gangguan mental itu seringkali diharuskan menjalani pengobatan paksa, menghadapi kekerasan dan mendapat perlakuan semena-mena lain seperti dikenai sengatan listrik.
Kelompok itu mengatakan, banyak di antara mereka yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa itu jelas-jelas tidak memiliki gangguan mental.
LSM yang berbasis di Tiongkok itu mengatakan, warga Tiongkok bisa “dihilangkan” untuk periode waktu yang tidak pasti hanya karena gangguan – atau dugaan gangguan psikososial yang dilaporkan oleh anggota keluarga, perusahaan, polisi atau pihak berwenang pemerintah lain.
Kelompok itu mengatakan, sistem itu seringkali dieksploitasi oleh para pejabat pemerintah untuk memenjarakan aktivis, pembangkang dan pembuat kerusuhan, serta oleh warga yang kaya untuk mengenyahkan saingan mereka.