Pembuat BlackBerry, Research In Motion (RIM), mengalami kerugian besar, namun tidak separah yang diduga.
Pembuat BlackBerry, Research In Motion (RIM) mengalami kerugian per kuartal yang besar pada Kamis (27/9), tapi tidak separah yang diharapkan.
Perusahaan asal Kanada tersebut masih kehilangan pangsa pasar di Amerika Utara, berjuang dalam kompetisi dengan iPhone dari Apple dan telepon yang memakai perangkat lunak Android buatan Google. Namun penjualannya di negara berkembang, serta pelanggan dan uang tunai yang dimiliki telah meningkat.
Saham RIM melonjak lebih dari 20 persen dalam perdagangan setelah muncul berita tersebut.
Perusahaan tersebut melaporkan pada Kamis bahwa mereka rugi US$235 juta, atau 45 sen per saham, dalam kuartal kedua fiskal yang berakhir 1 September. Tahun lalu, perusahaan masih meraup untung $419 juta, atau 80 sen per saham. RIM melaporkan penghasilan $2,9 miliar.
RIM mengatakan ia telah mengirimkan 7,4 juta telepon genggam BlackBerry dalam kuartal tersebut, turun dari 10,6 juta dalam periode yang sama tahun lalu. Beberapa analis memperkirakan bahwa RIM akan mengirim hanya 6,4 juta telepon karena perusahaan tersebut bersiap meluncurkan BlackBerry baru yang terus tertunda, dan dianggap kritis untuk mempertahankan keberadaannya.
RIM memelopori pembuatan telepon pintar pada 1999, namun konsumen Amerika Utara telah meninggalkan BlackBerry untuk telepon dengan layar sentuh yang lebih mentereng pada tahun-tahun terakhir. RIM mencoba meraup untung kembali dengan mengeluarkan platform BlackBerry 10, yang menawarkan multimedia, Internet dan beragam aplikasi yang dituntut pengguna.
CEO RIM Thorsten Heins mengatakan bahwa jadwal peluncuran BlackBerry 10 masih tetap sama, yaitu kuartal pertama 2013, atau beberapa bulan setelah peluncuran iPhone 5 dari Apple, yang keluar awal bulan ini. Heins mengatakan para pesaing telah meluncurkan produk-produk yang kuat baru-baru ini namun ia bersumpah BlackBerry 10 "akan meningkatkan sistem operasi ke tingkat yang sama sekali baru.”
Heins memberikan kejutan minggu ini dengan mengatakan minggu ini bahwa RIM memiliki 80 juta pelanggan, naik dari 78 juta pada awal Juni. Banyak analis memperkirakan sebelumnya bahwa RIM akan mulai kehilangan pelanggan pada kuartal kedua.
Hasil ini menunjukkan bahwa RIM membuat kemajuan dalam periode transisi generasi berikutnya dari telepon pintar BlackBerry dan menyelesaikan rencana pemotongan biayanya, ujar Heins.
Analis Jefferies, Peter Misek, mengatakan meski ada kenaikan, tapi hal itu tidak menunjukkan keberhasilan jangka panjang ke depannya. Penjualan BlackBerry memang naik di pasar negara ekonomi baru, namun mereka akan terus kehilangan pelanggan di pasar negara maju, ujar Misek.
Penjualan RIM di luar Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mencapai 58 persen dari pendapatan total, ujar Brian Bidulka, direktur keuangan perusahaan. Penjualan terutama tinggi di Indonesia, Afrika Selatan dan Venzuela, namun menurun di AS.
Penjualan di AS mewakili 22 persen dari penghasilan, turun 25 persen pada kuartal pertama dan 27 persen pada kuartal kedua tahun lalu. Bidulka mengatakan bahwa bisnis RIM akan terus mendapat kendala sampai BlackBerry jenis baru diluncurkan.
Lembaga riset IDC mengatakan pangsa pasar BlackBerry di AS jatuh dari 45,8 persen pada 2008 menjadi 2,7 persen pada 2012. Akibatnya, RIM harus memecat ribuan pegawai untuk mengatasi kerugian tersebut. (AP/Rob Gillies)
Perusahaan asal Kanada tersebut masih kehilangan pangsa pasar di Amerika Utara, berjuang dalam kompetisi dengan iPhone dari Apple dan telepon yang memakai perangkat lunak Android buatan Google. Namun penjualannya di negara berkembang, serta pelanggan dan uang tunai yang dimiliki telah meningkat.
Saham RIM melonjak lebih dari 20 persen dalam perdagangan setelah muncul berita tersebut.
Perusahaan tersebut melaporkan pada Kamis bahwa mereka rugi US$235 juta, atau 45 sen per saham, dalam kuartal kedua fiskal yang berakhir 1 September. Tahun lalu, perusahaan masih meraup untung $419 juta, atau 80 sen per saham. RIM melaporkan penghasilan $2,9 miliar.
RIM mengatakan ia telah mengirimkan 7,4 juta telepon genggam BlackBerry dalam kuartal tersebut, turun dari 10,6 juta dalam periode yang sama tahun lalu. Beberapa analis memperkirakan bahwa RIM akan mengirim hanya 6,4 juta telepon karena perusahaan tersebut bersiap meluncurkan BlackBerry baru yang terus tertunda, dan dianggap kritis untuk mempertahankan keberadaannya.
RIM memelopori pembuatan telepon pintar pada 1999, namun konsumen Amerika Utara telah meninggalkan BlackBerry untuk telepon dengan layar sentuh yang lebih mentereng pada tahun-tahun terakhir. RIM mencoba meraup untung kembali dengan mengeluarkan platform BlackBerry 10, yang menawarkan multimedia, Internet dan beragam aplikasi yang dituntut pengguna.
CEO RIM Thorsten Heins mengatakan bahwa jadwal peluncuran BlackBerry 10 masih tetap sama, yaitu kuartal pertama 2013, atau beberapa bulan setelah peluncuran iPhone 5 dari Apple, yang keluar awal bulan ini. Heins mengatakan para pesaing telah meluncurkan produk-produk yang kuat baru-baru ini namun ia bersumpah BlackBerry 10 "akan meningkatkan sistem operasi ke tingkat yang sama sekali baru.”
Heins memberikan kejutan minggu ini dengan mengatakan minggu ini bahwa RIM memiliki 80 juta pelanggan, naik dari 78 juta pada awal Juni. Banyak analis memperkirakan sebelumnya bahwa RIM akan mulai kehilangan pelanggan pada kuartal kedua.
Hasil ini menunjukkan bahwa RIM membuat kemajuan dalam periode transisi generasi berikutnya dari telepon pintar BlackBerry dan menyelesaikan rencana pemotongan biayanya, ujar Heins.
Analis Jefferies, Peter Misek, mengatakan meski ada kenaikan, tapi hal itu tidak menunjukkan keberhasilan jangka panjang ke depannya. Penjualan BlackBerry memang naik di pasar negara ekonomi baru, namun mereka akan terus kehilangan pelanggan di pasar negara maju, ujar Misek.
Penjualan RIM di luar Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mencapai 58 persen dari pendapatan total, ujar Brian Bidulka, direktur keuangan perusahaan. Penjualan terutama tinggi di Indonesia, Afrika Selatan dan Venzuela, namun menurun di AS.
Penjualan di AS mewakili 22 persen dari penghasilan, turun 25 persen pada kuartal pertama dan 27 persen pada kuartal kedua tahun lalu. Bidulka mengatakan bahwa bisnis RIM akan terus mendapat kendala sampai BlackBerry jenis baru diluncurkan.
Lembaga riset IDC mengatakan pangsa pasar BlackBerry di AS jatuh dari 45,8 persen pada 2008 menjadi 2,7 persen pada 2012. Akibatnya, RIM harus memecat ribuan pegawai untuk mengatasi kerugian tersebut. (AP/Rob Gillies)