Amerika mengirim sejumlah kecil pasukan tambahan ke Timur Tengah menyusul lonjakan tajam kekerasan antara Israel dan pasukan Hizbullah di Lebanon. Hal ini disampaikan juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder, dalam konferensi pers Senin sore (23/9).
Ryder tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah pasukan atau apa yang akan mereka lakukan.
Namun, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada VOA bahwa jumlah pasukan akan mencapai puluhan, dan tugas utama mereka adalah mempersiapkan kemungkinan evakuasi warga AS dengan bantuan militer, jika perang yang lebih besar pecah di kawasan itu.
Pejabat AS lainnya menekankan situasi saat ini belum sampai pada titik di mana perlu memberangkatkan bantuan militer.
Jika evakuasi diperlukan, militer AS memiliki pasukan Marinir yang dikerahkan di dekat wilayah itu yang dapat melaksanakan misi tersebut, kata pejabat lain kepada VOA. Semua berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang membahas isu-isu keamanan nasional yang sensitif.
BACA JUGA: Upayakan Gencatan Senjata, Inggris Siap Gunakan “Kekuatan Diplomasi” di Timur TengahMenanggapi pertanyaan VOA pada Senin, Ryder mengatakan Pentagon adalah “organisasi perencana” yang siap untuk “berbagai macam kontinjensi,” jika militer diminta untuk memberikan bantuan.
“Saat ini kami memiliki lebih banyak kemampuan di wilayah ini dibandingkan pada tanggal 14 April, ketika Iran melakukan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap Israel,” katanya.
Pengumuman ini muncul setelah beberapa serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap target-target Hizbullah di dalam Lebanon yang telah menewaskan ratusan orang. Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga Amerika untuk meninggalkan Lebanon karena meningkatnya risiko perang di kawasan itu. [em/ns]