Rouhani: Meski Kasus Covid-19 Naik, Ekonomi Iran Tetap Harus Buka

Warga Iran menggunakan masker wajah untuk mencegah penularan virus corona di Tehran, Iran, Wednesday, 8 Juli 2020. (Foto: AP)

Presiden Iran Hassan Rouhani, Sabtu (11/7), mengatakan ekonomi Iran harus tetap buka meskipun ada kenaikan jumlah infeksi virus corona. Dia menyerukan larangan perkumpulan dalam jumlah sebesar, seperti resepsi perkawinan dan upacara melayat, untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Iran, Sabtu (11/7), melaporkan bahwa dalam 24 jam sebelumnya terdapat 2.397 kasus Covid-19 baru dan 188 kematian terkait virus itu. Sejauh ini terdapat lebih dari 255 ribu kasus dan lebih dari 12.600 kematian di negara itu. Iran, yang memiliki penduduk lebih dari 80 juta, merupakan negara ke-9 dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di dunia akibat virus corona.

Menurut statistik Johns Hopkins University, di seluruh dunia, ada lebih dari 12,5 juta kasus dan lebih dari 560 ribu kematian.

“Kita harus melarang upacara dan perkumpulan di seluruh negara ini, apakah itu pemakaman, pernikahan atau pesta," kata Rouhani, seperti dikutip oleh Reuters. Menurut Reuters, tak lama setelah dia berbicara, polisi Teheran menutup semua tempat-tempat perkawinan atau rumah-rumah duka hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Dia juga mengatakan ujian masuk universitas mungkin harus ditangguhkan guna membatasi infeksi.

Namun, dia menolak gagasan untuk menghentikan aktivitas ekonomi. Dia mengatakan penutupan ekonomi juga berdampak negatif pada kehidupan rakyat.

"Dalam jangka panjang, melumpuhkan ekonomi juga tidak dapat diterima oleh rakyat," kata Rouhani dalam komentar yang diterbitkan kantornya pada Sabtu (11/7).

Ekonomi Iran sudah mengalami kesulitan sebelum pandemi virus corona, karena sanksi-sanksi AS. [vm/ft]