Runner-Up Pilpres Meksiko Tuduh Pemilu Dicurangi

Kandidat presiden Meksiko yang menempati posisi kedua, Andres Manuel Lopez Obrador menolak hasil pilpres Meksiko yang dituduhnya penuh kecurangan.

Andres Manuel Lopez Obrador menolak mengaku kalah dengan mengatakan bahwa perhitungan suara pemilihan Presiden Meksiko telah dicurangi.
Kandidat presiden Meksiko yang menempati posisi kedua dalam perolehan suara pemilu hari Minggu menolak mengaku kalah dengan mengatakan bahwa perhitungan suara telah dicurangi.

Dengan hampir 100 persen suara telah dihitung, Enrique Pena Nieto unggul tujuh persen atas Andres Manuel Lopez Obrador, yakni 38 persen atas 31 persen. Perbandingan ini jauh lebih rendah dari jajak pendapat yang dilakukan beberapa pekan sebelum pemilu, di mana Pena unggul lebih dari 10 persen dari Obrador.

Lopez Obrador menuduh partai Pena Nieto, Partai Revolusioner Institusional atau PRI, membeli suara, dan mengatakan media berita Meksiko memberi dukungan liputan bagi PRI yang membantu mendongkrak dukungan bagi partainya dalam pemilu.

Lopez Obrador mengatakan ia akan menantang hasil pemilu segera setelah diresmikan, namun tidak mengatakan apakah ia akan menyerukan protes jalanan seperti yang dilakukannya pada pemilu 2006, ketika ia kalah tipis dari Presiden Felipe Calderon yang saat ini akan segera melepaskan jabatannya.

Partai Revolusioner Institusional, partainya Pena Nieto, memerintah Meksiko selama 71 tahun hingga tahun 2000.