Rusia: Bantu Suriah Tak Berarti Dukung Assad Berkuasa

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova (foto: dok).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova Selasa (3/11) mengatakan bahwa nasib Presiden Suriah seharusnya diputuskan oleh rakyat Suriah.

Rusia adalah salah satu pendukung terkuat Presiden Suriah Bashar al-Assad, tetapi juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, kebijakan Moskow tidak tergantung pada tetap berkuasanya Presiden Assad.

"Kami tidak pernah mengatakan, Assad harus tetap berkuasa adalah sebagai suatu prinsip kebijakan Rusia terhadap Suriah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova kepada radio Ehko Moskvy, hari Selasa (3/11).

Namun, dia juga menentang keras gagasan bahwa perubahan rejim, seperti permintaan banyak kelompok oposisi yang telah berjuang melawan pemerintah Assad selama lebih dari tiga tahun, adalah jawaban bagi krisis Suriah.

Perubahan rejim di Suriah pada saat ini, kata Zakharova, bisa menjadi "bencana kawasan," memperburuk dampak perang saudara yang telah menewaskan 200.000 orang sejak tahun 2011, dan jutaan orang lainnya harus menjadi pengungsi.

Juru bicara Kementerian LN memperingatkan, Suriah bisa menjadi “bencana dunia”.

"Nasib Presiden Suriah seharusnya diputuskan oleh rakyat Suriah," katanya kepada Radio "Ekho Moskvy".

AS dan sekutunya mengatakan Presiden Assad tidak bisa menjadi bagian dari solusi politik jangka panjang untuk Suriah. Namun Rusia telah meningkatkan dukungan kepada Assad pada dua bulan terakhir, dan pesawat-pesawat tempurnya kini dipangkalkan di Suriah untuk melakukan serangan-serangan udara.

Diplomat Rusia dan pejabat militer berpendapat, serangan udara itu ditujukan kepada kelompok ekstrimis ISIS, tetapi klaim itu dibantah secara luas oleh AS dan lain-lainnya, dengan mengatakan, Rusia lebih sering membom pejuang oposisi Suriah yang tidak ada hubungan dengan militan Negara Islam.

Para pejabat AS mengatakan, pesawat-pesawat tempur Rusia terutama menarget pemberontak yang berjuang melawan pasukan pro-rejim, dan hanya kadang-kadang menyerang kelompok ISIS.

Rusia membantah serangan udaranya di Suriah dilakukan secara serampangan. [ps/ii]